Berdasarkan keterangan para ahli, kaum 'Ad diperkirakan hidup antara abad ke-20 SM. Di dalam al-Qur'an disebutkan, kaum'Ad hidup sebelum kaum Nabi Luth dan Tsamud (Nabi Saleh). Kaum Luth hidup sezaman dengan Nabi Ibrahim sekitar abad ke-17 sampai ke-18 SM. Sedangkan, kaum Tsamud sekitar abad ke-8 SM.
Kaum 'Ad memiliki peradaban yang sangat tinggi. Di kota Iram, mereka membuat dan membangun istana-istana dan benteng-benteng yang tinggi. Dengan hasil karya mereka, kaum'Ad merasa sebagai kaum yang tak tertandingi kehebatannya sehingga mereka sombong dan durhaka kepada Allah Swt. Kehebatan mereka telah disebutkan dalam al-Qur'an, sebagaimana firman Allah Swt. berikut:
"(Yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain." (QS. Al-Fajr [89]: 7-8)
"Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untukbermain-main, dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud supaya kamu kekal (di dunia)?" (QS. Asy-Syu'araa [26]: 128-129)
Kedua ayat tersebut memberikan petunjuk bahwa kaum 'Ad tinggal di kota Iram, dan mereka membuat bangunan yang megah sebagai tempat tinggal mereka. Firman Allah Swt. tersebut terbukti beberapa ribu tahun kemudian. Para peneliti berhasil menemukan berbagai peninggalan umat Nabi Hud dan sisa-sisa kaum 'Ad.
Pada tahun 1990, beberapa koran terkemuka di dunia melaporkan bahwa salah seorang arkeolog yang bernama Nicholas Clapp berhasil menemukan reruntuhan kota Ubar (Iram) yang hilang. Hasil penemuan itu kemudian dipublikasikan di sejumlah media dengan headline yang melaporkan tentang keberadaan kamu 'Ad tersebut. Hal ini sebagaimana dikutip www.islamicity.com yang menulis "Fabled Lost Arabian City Found" (Kota Legenda Arabia yang Hilang Telan Ditemukan), dan ada juga yang menuliskan "Arabian City of Legend Found, The Atlantis Of Sands, Ubar" dan lain sebagainya.
Dalam melakukan penelitian, Nicholas Clapp merujuk pada buku-buku sejarah Arab yang bersumber pada keterangan al-Qur'an dan karya peneliti Inggris bernama Bertram Thomas yang berjudul Arabia Felix. Arabia Felix merupakan sebuah ungkapan yang diberikan oleh penguasa Romawi bagian selatan Semenanjung Arabia pada kala itu, yang berarti Arabia yang Beruntung. Ungkapan tersebut bukannya tanpa alasan. Ungkapan ini diberikan karena keberadaan dan letak kota Ubar yang sangat strategis dan menjadi perantara dalam perdagangan rempah-rempah antara India dengan tempat di utara Semenanjung Arab. Dalam beberapa literatur, disebutkan bahwa orang-orang yang tinggal di Ubar mampu memproduksi dan mendistribusikan frankincense (seperti gaharu), sejenis getah wangi dari pohon yang sangat langka, digunakan sebagai dupa dalam berbagai ritual keagamaan. Pada saat itu, tanaman ini harganya sebanding dengan emas.
Berbekal keterangan dari ayat al-Qur'an dan buku karangan Thomas, Nicholas Clapp menelusuri jejak sebuah kota kuno di bagian selatan Semenanjung Arab (termasuk Yaman dan Oman), bernama Ubar yang disebut dalam dongeng Suku Badui.
Reruntuhan yang berhasil digali di kawasan Ubar, yang diyakini sebagai sisa-sisa peninggalan kaun 'Ad |
Selanjutnya, dilakukan penggalian untuk mengangkat beberapa peninggalan dari sebuah kota yang terkubur di bawah padang pasir. Orang Arab menyebut kota tersebut sebagai irama dzaati al-imaad (kota seribu pilar). Sementara itu, menurut salah seorang ahli geografi Yunani-Mesir dari tahun 200 M, Ptolemeus, kota Iram merupakan ibu kota dari bangsa 'Ad, kaum penyembah berhala yang hidup pada masa Nabi Hud.
Berdasarkan keterangan dan data-data empirik tersebut, Clapp meminta bantuan kepada NASA (Badan Luar Angkasa Nasional Amerika Serikat) untuk menyediakan foto atau citra satelit dari kawasan tersebut.
Setelah mendapatkan foto citra satelit dari NASA, kemudian Clapp mempelajari naskah dan peta-peta kuno di perpustakaan Huntington di California untuk menemukan peta dari daerah tersebut. Akhirnya, ia berhasil menemukan sebuah peta yang digambar oleh Ptolemeus. Dalam peta ini, ditunjukkan letak dari kota tua yang ditemukan di daerah tersebut dan jalan-jalan yang menuju kota itu.
Usaha Clapp tidak sia-sia. Setelah membandingkan gambar dari satelit dengan peta tua itu, ia berkesimpulan kota tua tempat kaum Ad dalam dongeng suku Badui terdapat di Ubar. Setelah dilakukan penggalian, kota itu terlihat berada di bawah pasir sedalam 12 m. Clapp semakin takjub setelah mengetahui sisa-sisa peninggalan kaum'Ad ini berupa pilar-pilar bangunan yang tinggi, sebagaimana yang digambarkan di dalam al-Qur'an.
Bukti kebenaran kaum 'Ad memiliki menara-menara dan tiang-tiang yang tinggi sebagaimana digambarkan dalam al-Qur'an juga dibenarkan oleh Dr. Zarins, seorang anggota tim penelitian yang memimpin penggalian. la mengatakan bahwa selama menara-menara itu dianggap sebagai unsuryang menunjukkan kekhasan kota Ubar, dan Iram disebutkan mempunyai menara-menara atau tiang-tiang, hal itu menjadi bukti terkuat bahwa peninggalan sejarah yang mereka gali adalah Iram, kota kaum 'Ad yang disebutkan dalam al-Qur'an.
Meskipun beberapa pihak masih meragukan kebenaran bahwa penemuan tersebut merupakan bekas peninggalan kaum 'Ad, namun yang ditemukan dalam penggalian yang dilakukan di Shabwah yang dulunya dikenal sebagai ibu kota Hadramites sangat menarik. Penemuan kota yang hilang itu memang cukup menyulitkan para arkeolog untuk mencapai sisa-sisa atau reruntuhan dari kota Ubar. Sebab, lokasinya terkubur di bawah gurun pasir yang dalam, tetapi hasil akhir penggalian ternyata menakjubkan. Kota tua itu merupakan salah satu temuan terbesar dan menarik saat ini. Dari hasil penggalian terlihat, kota Ubar yang hilang dikelilingi oleh tembok, dan dinyatakan lebih luas dibanding berbagai situs kuno lainnya di Yaman, dan istananya dikenal sebagai bangunan yang menakjubkan.