Begitu dalam penyesalan Nabi Adam ketika ia diturunkan ke bumi, di tempat yang terpisah dengan istri tercinta, Hawa. Terpisah oleh tempat yang sangat jauh. Rasa sepi dan rindu yang begitu luar biasa. Mereka terpisah cukup lama. Sebuah riwayat menyebutkan bahwa mereka terpisah selama 500 tahun, dan ada yang menyebut 300 tahun. Namun, ada juga yang menyatakan bahwa mereka terpisah selama 40 tahun.
Setelah saling mencari sekian lama, dengan petunjuk Allah Swt. dan bimbingan dari Malaikat Jibril, Nabi Adam dan Hawa akhirnya dipertemukan di Jabal Rahmah, di Padang Arafah. Jabal Rahmah terletak di sebelah timur Padang Arafah, sekitar 20 km dari pusat kota Makkah. Sesuai dengan namanya, "jabal" berarti bukit atau gunung, sedangkan "rahmah" berarti kasih sayang. Dengan kata lain, Jabal Rahmah adalah gunung kasih sayang yang menjadi tempat dipertemukannya kembali nenek moyang manusia di bumi.
Jabal Rahmah adalah bukit berbatu di bagian timur Padang Arafah, yang menjadi saksi abadi sejarah pertemuan Nabi Adam dan Hawa setelah ratusan tahun berpisah setelah diturunkan dari surga.
Pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa di Padang Arafah bisa dikatakan sebuah kisah cinta abadi, kisah pencarian kasih sayang yang berujung pada kebahagiaan. Padang Arafah menjadi saksi sejarah bagaimana Nabi Adam selama ratusan tahun mencari istrinya setelah diusir dari surga.
Itulah monumen cinta pertama peradaban kemanusiaan yang disimbolkan dengan sebuah tugu di Padang Arafah. Pertemuan mereka di Padang Arafah ini kemudian menjadi puncak ibadah haji, seluruh umat muslim berkumpul dan berdiam diri di sana pada tanggal 9 Dzulhijjah. Arafah adalah simbol suci sebuah ritual perjalanan rohani kepada Allah Swt. yang menggenapkan rukun Islam.
Jabal Rahmah berada pada ketinggian kurang lebih 60 m. Di atasnya, terdapat sebuah tugu persegi empat dengan ketinggian sekitar 8 m. Tangga beton yang tertata rapi memudahkan setiap pengunjung untuk menapakinya.Tidak sampai seperempat jam kita sudah bisa mencapai puncak Jabal Rahmah.
Berkumpulnya jamaah haji di Jabal Rahmah juga bisa menjadi sebuah perenungan untuk mengingat kembali bagaimana Nabi Adam bersuka cinta dalam pertemuan dengan istrinya setelah lama terpisah. Inilah sebuah kisah romantisme monumental dalam perjalanan hidup manusia di dunia saat.
Selain itu, umat Islam bisa merenungkan betapa besar dan luar biasa kasih sayang Allah Swt. kepada umat manusia. Jabal Rahmah menjadi saksi betapa kasih sayang Allah tak terhitung. Bahkan, ketika Nabi Adam melanggar larangan-Nya setelah bertaubat dan diampuni. Ini dinyatakan dalam firman-Nya berikut:
"Keduanya berkata, 'Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. al-A'raaf [7]: 23).
Setelah dipertemukan kembali dengan istrinya, Hawa, di Jabal Rahman, Nabi Adam membina keluarga dan melahirkan 20 pasang kembar putra-putri. Anak Nabi Adam yang sering disebut di antaranya ialah Qabil dan Iqlima serta Habil dan Labuda. Saat keempat anaknya ini dewasa, Nabi Adam mendapat petunjuk dari Allah Swt. untuk menikahkan anak-anaknya ini secara bersilangan, yaitu Qabil dengan Labuda dan Habil dengan Iqlima. Namun, Qabil menolak karena Iqlima lebih rupawan dibanding Labuda.
Atas petunjuk Allah Swt, Nabi Adam menyuruh kedua putranya untuk berkurban. Dan, barang siapa kurbannya diterima, maka dialah yang berhak memilih jodohnya. Habil kemudian mempersembahkan kambing kesayangannya, sedangkan Qabil menyerahkan sekarung gandum yang paling jelek yang dimiliki. Maka, Allah Swt. menerima kurban Habil. Namun, Qabil "berontak", dan malah membunuh saudaranya, Habil. Inilah peristiwa pembunuhan pertama yang terjadi di bumi. 3 Peristiwa ini dikisahkan dalam ayat berikut:
"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban. Maka, diterima dari salah seorang dan mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). la (Qabil) berkata, 'Aku pasti membunuhmu!' Berkata Habil, 'Sesungguhnya, Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa." (QS. al-Maa'idah [5]: 27)
Nabi Adam diperkirakan hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM). Namun, riwayat yang mengatakan bahwa ia berusia 1.000 tahun. Sebuah hadits menyebutkan, pada akhir hidupnya, Nabi Adam merindukan untuk memakan buah surga. Setelah wafat, ia dimakamkan India, menurut pendapat yang lain di Makkah. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa ia dimakamkan di Baitul Maqdis.
Setelah saling mencari sekian lama, dengan petunjuk Allah Swt. dan bimbingan dari Malaikat Jibril, Nabi Adam dan Hawa akhirnya dipertemukan di Jabal Rahmah, di Padang Arafah. Jabal Rahmah terletak di sebelah timur Padang Arafah, sekitar 20 km dari pusat kota Makkah. Sesuai dengan namanya, "jabal" berarti bukit atau gunung, sedangkan "rahmah" berarti kasih sayang. Dengan kata lain, Jabal Rahmah adalah gunung kasih sayang yang menjadi tempat dipertemukannya kembali nenek moyang manusia di bumi.
Jabal Rahmah |
Jabal Rahmah adalah bukit berbatu di bagian timur Padang Arafah, yang menjadi saksi abadi sejarah pertemuan Nabi Adam dan Hawa setelah ratusan tahun berpisah setelah diturunkan dari surga.
Pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa di Padang Arafah bisa dikatakan sebuah kisah cinta abadi, kisah pencarian kasih sayang yang berujung pada kebahagiaan. Padang Arafah menjadi saksi sejarah bagaimana Nabi Adam selama ratusan tahun mencari istrinya setelah diusir dari surga.
Itulah monumen cinta pertama peradaban kemanusiaan yang disimbolkan dengan sebuah tugu di Padang Arafah. Pertemuan mereka di Padang Arafah ini kemudian menjadi puncak ibadah haji, seluruh umat muslim berkumpul dan berdiam diri di sana pada tanggal 9 Dzulhijjah. Arafah adalah simbol suci sebuah ritual perjalanan rohani kepada Allah Swt. yang menggenapkan rukun Islam.
Jabal Rahmah berada pada ketinggian kurang lebih 60 m. Di atasnya, terdapat sebuah tugu persegi empat dengan ketinggian sekitar 8 m. Tangga beton yang tertata rapi memudahkan setiap pengunjung untuk menapakinya.Tidak sampai seperempat jam kita sudah bisa mencapai puncak Jabal Rahmah.
Tugu yang menjadi simbol kisah cinta nenek moyang umat manusia |
Berkumpulnya jamaah haji di Jabal Rahmah juga bisa menjadi sebuah perenungan untuk mengingat kembali bagaimana Nabi Adam bersuka cinta dalam pertemuan dengan istrinya setelah lama terpisah. Inilah sebuah kisah romantisme monumental dalam perjalanan hidup manusia di dunia saat.
Selain itu, umat Islam bisa merenungkan betapa besar dan luar biasa kasih sayang Allah Swt. kepada umat manusia. Jabal Rahmah menjadi saksi betapa kasih sayang Allah tak terhitung. Bahkan, ketika Nabi Adam melanggar larangan-Nya setelah bertaubat dan diampuni. Ini dinyatakan dalam firman-Nya berikut:
"Keduanya berkata, 'Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. al-A'raaf [7]: 23).
Setelah dipertemukan kembali dengan istrinya, Hawa, di Jabal Rahman, Nabi Adam membina keluarga dan melahirkan 20 pasang kembar putra-putri. Anak Nabi Adam yang sering disebut di antaranya ialah Qabil dan Iqlima serta Habil dan Labuda. Saat keempat anaknya ini dewasa, Nabi Adam mendapat petunjuk dari Allah Swt. untuk menikahkan anak-anaknya ini secara bersilangan, yaitu Qabil dengan Labuda dan Habil dengan Iqlima. Namun, Qabil menolak karena Iqlima lebih rupawan dibanding Labuda.
Atas petunjuk Allah Swt, Nabi Adam menyuruh kedua putranya untuk berkurban. Dan, barang siapa kurbannya diterima, maka dialah yang berhak memilih jodohnya. Habil kemudian mempersembahkan kambing kesayangannya, sedangkan Qabil menyerahkan sekarung gandum yang paling jelek yang dimiliki. Maka, Allah Swt. menerima kurban Habil. Namun, Qabil "berontak", dan malah membunuh saudaranya, Habil. Inilah peristiwa pembunuhan pertama yang terjadi di bumi. 3 Peristiwa ini dikisahkan dalam ayat berikut:
"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban. Maka, diterima dari salah seorang dan mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). la (Qabil) berkata, 'Aku pasti membunuhmu!' Berkata Habil, 'Sesungguhnya, Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa." (QS. al-Maa'idah [5]: 27)
Nabi Adam diperkirakan hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM). Namun, riwayat yang mengatakan bahwa ia berusia 1.000 tahun. Sebuah hadits menyebutkan, pada akhir hidupnya, Nabi Adam merindukan untuk memakan buah surga. Setelah wafat, ia dimakamkan India, menurut pendapat yang lain di Makkah. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa ia dimakamkan di Baitul Maqdis.