Dakwah Nabi Nuh As. dan Banjir yang Menimpa Kaumnya

Nabi Nuh adalah nabi ketiga. la adalah keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya bernama Lamik bin Metusyalih bin Idris. la diutus dan menerima wahyu kenabian dari Allah Swt. dalam masa fatrah, masa kekosongan di antara dua rasul. Saat ia diutus, manusia sudah mulai melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi sebelumnya. Mereka meninggalkan amal kebajikan serta melakukan kemungkaran dan kemaksiatan.

Berbagai upaya dilakukan oleh Nabi Nuh tanpa kenal lelah. Salah satunya, ia menyeru kepada kaumnya agar kembali ke jalan Allah. Akan tetapi, usahanya hanya sedikit mendapatkan hasil. Selama lebih kurang 950 tahun, ia berdakwah kepada tiga generasi dari kaumnya. Dalam waktu yang panjang itu, ia hanya mendapatkan pengikut kurang dari 100 orang dan 8 anggota keluarganya (ada yang menyebutkan 70 orang dan 8 anggota keluarganya).

Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Nuh nyaris tidak membuahkan hasil. Bahkan, tak jarang, ia diperlakukan tidak baik dan diancam oleh kaumnya. Tidak hanya itu, kaum yang durhaka itu pun menantangnya untuk menurunkan azab sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Nabi Nuh. Karena dakwahnya tidak digubris dan ditantang oleh orang-orang kafir, akhirnya ia memohon kepada Allah Swt. agar menurunkan azab kepada umatnya yang menentang dan tetap durhaka kepada-Nya. Hal ini diabadikan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya sebagai berikut:
QS. Nuh [71]: 26-27

"Nuh berkata, 'Ya Tuhanku janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal diatas bumi. Sesungguhnya, jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir." (QS. Nuh [71]: 26-27)

Permohonan Nabi Nuh dikabulkan oleh Allah Swt. Lalu, ia menerima perintah dari-Nya untuk membuat sebuah kapal. Setelah itu, segeralah ia mengumpulkan para pengikutnya, dan mulai bekerja pada siang dan malam hari untuk membuat kapal sebagaimana yang diperintahkan.

Mengetahui hal tersebut, kaumnya mengejek dan mengolok-olok Nabi Nuh dengan berkata, "Wahai Nuh, Sejak kapan engkau menjadi tukang kayu dan pembuat kapal? Bukankah engkau mengaku seorang nabi dan rasul, kenapa sekarang menjadi tukang kayu dan pembuat kapal? Apalagi, kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air. Apakah kapalmu akan ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang akan menarik kapalmu ke laut?"

Ejekan tersebut diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab, "Tunggu saja saatnya nanti. Sekarang, kalian boleh mengejek dan mengolok-olok kami. Namun, akan tiba waktunya kelak, kami yang akan mengejek kalian, dan kalian akan tahu untuk apa kapal yang kami siapkan ini. Tunggulah saatnya azab dan hukuman dari Allah menimpa diri kalian."

Akhirnya, datanglah azab yang telah dijanjikan Allah Swt. kepada umat Nabi Nuh yang durhaka. Setelah itu, turunlah hujan yang sangat lebat hingga berhari-hari yang menenggelamkan seluruh daratan dan gunung-gunung (menurut beberapa riwayat, hujan yang turun sekitar 40 hari). Seluruh umat Nabi Nuh tenggelam oleh banjir besar. Bahkan, salah satu putranya yang bernama Kan'an ikut tenggelam karena ia ikut orang-orang kafir dengan mengingkari ajaran yang dibawa oleh ayahnya.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Dakwah Nabi Nuh As. dan Banjir yang Menimpa Kaumnya