Nabi Saleh As. adalah putra dari Ubaid bin Tsamud bin Amir bin Iram bin Sam bin Nuh. la merupakan keturunan Nabi Nuh yang keenam. la diangkat menjadi nabi dan rasul oleh Allah Swt. untuk menyeru umatnya, yaitu kaum Tsamud agar kembali ke jalan yang benar. Mereka tersesat ke jurang kesesatan karena kemewahan dunia dan merasa sebagai golongan yang hebat.
Menurut al-Qur'an maupun beberapa keterangan yang lain, kaum Tsamud merupakan keturunan kaum 'Ad dan menempati daerah kosong yang semula ditempati oleh kaum 'Ad. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama Al-Hijr yang terletak antara Hijaz dan Syam, yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai oleh suku 'Ad. Dalam al-Qur'an juga telah dikisahkan bahwa kaum 'Ad dimusnahkan oleh Allah Swt. sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah yang disampaikan oleh Nabi Hud.
Bagi yang belum tahu kisah kaum 'Ad, silahkan berkunjung ke :
Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum 'Ad telah diwarisi oleh kaum Tsamud. Di dalam al-Qur'an juga dikisahkan bahwa kaum Tsamud hidup makmur karena tanah yang subur memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yang indah-indah, serta bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang datar dan dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram, sejahtera dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alamiah, serta kemewahan hidup mereka akan kekal hingga keturunan mereka.
Akan tetapi, kekayaan, kesuburan, dan kemewahan yang dikaruniakan oleh Allah Swt. tidak membuat kaum Tsamud bersyukur. Mereka sama dengan kaum pendahulunya, kaum 'Ad, yang tidak mengenal Tuhan. Mereka juga menyembah berhala-berhala, berqurban kepada berhala, serta meminta perlindungan dari segala macam musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan dari berhala tersebut.
Ketika Nabi Saleh datang dan mengajak kaum Tsamud kejalan yang benar, mereka tidak mempedulikannya. Mereka mendustakan ajaran yang dibawa oleh Nabi Saleh. Hanya sebagian kecil dari mereka yang mengikuti seruan dakwah dari Nabi Saleh. Sebagian Desar kaum Tsamud tidak menerima ajaran Nabi Saleh. Mereka meminta ditunjukkan mukjizat sebagai bukti bahwa Saleh memang benar utusan Allah Swt. Permintaan mereka di luar batas kewajaran manusia, karena mereka minta seekor unta betina keluar dari celah bebatuan.
Mendengar permintaan kaumnya yang durhaka itu, Nabi Saleh pun berdoa meminta kepada Allah Yang Maha Kuasa. Doanya dikabulkan, dan keluarlah seekor unta betina dari celah bebatuan. Itulah salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah Swt. kepada Nabi Saleh. Lalu, ia berpesan kepada umatnya agar jangan sampai menyakiti unta tersebut, apalagi membunuhnya. Sebab, jika itu dilakukan, maka azab Allah Swt. akan menimpa mereka.
Meskipun Nabi Saleh telah memenuhi permintaan umatnya, hanya sebagian kecil yang percaya kepada dakwah yang disampaikan oleh Nabi Saleh. Bahkan, mereka melanggar permintaan Nabi Saleh. Mereka membunuh unta suci itu, bukan merawatnya sebagaimana yang dipinta.
Atas kejadian tersebut, Nabi Saleh memperingatkan kaumnya agar segera kembali ke jalan Allah Swt. Kaum Tsamud diberi waktu tiga hari untuk bertaubat sebelum azab datang. Namun, mereka tetap saja tidak peduli dan tak mengindahkan peringatan itu. Bahkan, mereka menantang Nabi Saleh agar segera mendatangkan azab tersebut. Sebelum azab datang, Nabi Saleh dan para pengikutnya yang beriman pergi meninggalkan kota tersebut. Setelah itu, azab yang dijanjikan datang dan kaum Tsamud dibinasakan dengan ledakan gempa bumi dan petir yang menyambar. Peristiwa ini dikisahkan dalam al-Qur'an sebagaimana ayat berikut:
"Dan, satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zhalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud." (QS. Hud [11 ]: 67-68)