Di dalam al-Qur'an, tidak banyak keterangan yang didapat tentang kisah Nabi Idris maupun dalam kitab-kitab tafsir dan kitab-kitab sejarah para nabi. Ada dua ayat tentang Nabi Idris yang disebutkan di dalam al-Qur'an, yaitu sebagai berikut:
"Dan, ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam al-Qur'an. Sesungguhnya, ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan, Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (QS. Maryam [19]: 56-57)
Dalam beberapa riwayat, disebutkan bahwa Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam, putra dari Yarid bin Mihla'lel bin Qinan bin Anusy bin Syith bin Adam. Nabi Idris adalah keturunan pertama yang dikaruniai kenabian setelah Adam dan Syith. Dalam buku Nabi-Nabi dalam al-Qur'an karya Afif Abdul Fatah, yang mengutip sejumlah keterangan ulama, disebutkan bahwa Nabi Idris dilahirkan di Munaf (Memphis), Mesir, kemudian berdakwah menyiarkan agama hingga wilayah Irak Kuno. Sebagian berpendapat, ia dilahirkan dan dibesarkan di Babilonia.
Menurut Sami Abdullah al-Maghluts, Nabi Idris diutus kepada kaum dari Nabi Syits atau keturunan Qabil, putra Nabi Adam, di wilayah Irak Kuno. Dalam konteks ini, ada juga sejarawan yang menduga bahwa "pemusnahan" yang tertulis dalam Kitab Henokh sesungguhnya merujuk pada Bani Qabil. Allah memberikannya 30 mushaf (shuhuf) sebagai bekal untukdiajarkan kepada kaumnya.
Beberapa ulama menyebutkan bahwa Nabi Idris hidup sekitar tahun 4533-4188 SM, salah satunya Al-Maghluts, dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul. Usianya diperkirakan sekitar 345 tahun. Ada pula yang menyebutkan usianya 308 tahun. Hal ini juga disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam Qishash al-Anbiya' yang mengutip keterangan dari Ibnu Ishaq.
Nabi Idris merupakan salah satu nabi yang memiliki banyak keistimewaan. Banyak riwayat yang mengatakan bahwa ia seorang nabi yang sangat pintar, orang yang pertama kali menciptakan tulisan dan menemukan alat tulis, pandai menggambar, menjahit, serta ahli astronomi (perbintangan). Tidak hanya itu, ia juga mendapat kehormatan dari Allah Swt. dengan dijuluki Asadul Usud, "singa dari segala singa", karena keberanian dan kegagahannya.