Kisah, cerita, dan Sejarah Nabi Yusuf AS - Allah mendengarkan doa yang dipanjatkan nabi Ishaq pada anaknya Ya'kub yaitu kelak keturunannya akan menjadi nabi dan akan memimpin suatu kaum. Sebab putra nabi Ya'kub yang bernama Yusuf akhirnya menjadi raja di negeri Mesir.
Perlakuan ayahnya dapat dirasakan oleh saudara-saudara Yusuf dari lain ibu, sehingga menimbulkan rasa iri.
Nabi Yusuf diberi Allah beberapa kelebihan diantaranya dapat menafsirkan ikhwal mimpi yang tidak mampu dijawab ahli nujum. Dengan itulah kelak ia menjadi raja di negeri Mesir.
1. Mimpi Nabi Yusuf
Pada suatu hari nabi Yusuf menemui ayahnya dengan diam-diam. Sebab ia hendak menceritakan mimpi yang dialaminya semalam.
" Ayah, tadi malam aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan semua sujud padaku. Apakah artinya mimpi itu ? "tanya Yusuf kecil pada ayahnya dengan berbisik.
Ayahnya yang mendengar penuturan anaknya perihal mimpi itu tidak langsung menjawab. Namun dari raut wajahnya menampakkan kebahagiaan tersendiri.
" Anakku, ketahuilah sebelas bintang itu adalah saudara-saudaramu, matahari adalah ayahmu dan rembulan adalah ibumu. Mereka akan bersujud kepadamu, "kata ayahnya menerangkan sambil memeluk anaknya. Perkataan ayahnya ini dilakukan dengan suara berbisik pula sebab takut terdengar anak-anaknya yang lain.
" Jangan sampai kau ceritakan pada saudara-saudaramu. Sebab mereka semakin benci kepadamu dan berusaha untuk melenyapkan dirimu, "kata ayahnya sejurus kemudian. Yusuf kecil hanya menganggukkan kepalanya saja.
Setelah mendengar penjelasan ayahnya mengenai mimpi itu, keluar lagi, namun sebelumnya meminta izin agar diperbolehkan bermain-main dengan saudaranya. Nabi Yusuf dan ayahnya yang tengah membicarakan ikhwal mimpi tadi tidak mengetahui bahwa salah satu seorang anaknya yang lain menguntip pembicaraan tersebut.
Begitu mengetahui apa yang sedang dibicarakan ayahnya dengan nabi Yusuf, saudaranya yang menguntip pembicaraan itu terkejut bukan kepalang. Dalam benaknya bertanya, mana mungkin ia dan saudara lainnya akan tunduk pada Yusuf.
la hendak mengatakan apa yang telah didengarkan tadi kepada saudara yang lain. Namun tidak jadi, sebab ada Yusuf yang ikut bermain. Sebenarnya ia benci sekali dengan Yusuf, namun kebencian itu ia pendam dengan berpura-pura baik. Sebab ia belum menceritakannya pada saudara-saudara lainnya. Mengenai pembicaraan nabi Yusuf dengan ayahnya telah diceritakan dalam Al Qur'an surat Yusuf ayat 4 sampai 5 :
Artinya: (Ingatlah), ketika Yusuf berkata pada ayahnya, "Wahai ayahku, sesungguhnya aku tetah bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku. (Yusuf: 4)
Ayahnya berkata : "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu pada saudara-saudaramu, maka mereka akan membuat makar (membinasakan) mu. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagi manusia. (Yusuf: 5)
2. Ujian Nabi Yusuf
Setelah salah seorang mencuri pembicaraan ayahnya dengan Yusuf, ia menceritakan pada saudara-saudara lainnya. Didorong oleh iri pada Yusuf karena selalu mendapat perhatian yang besar dari ayahnya, mereka ingin membinasakan Yusuf. Akhirnya mereka bermusyawarah untuk mengenyahkan atau paling tidak memusnahkan Yusuf.
" Apakah kalian tidak merasa kalau ayah lebih suka terhadap Yusuf dan Bunyamin ketimbang kita ? "tanya salah seorang diantara mereka. Saudara-saudara yang lain masih belum mengerti akan ucapan saudaranya itu.
" Apa maksudmu dengan perkataanmu itu, "tanya mereka.
" Ayah sebenarnya lebih sayang pada Yusuf dan Bunyamin daripada kita, "kata saudaranya.
" Jika memang demikian adanya, tentu kita disisihkan ayah, kata mereka yang kemudian dibenarkan saudara lainnya.
" Aku ada usul, bagaimana jika Yusuf kita enyahkan atau kita pisahkan dengan ayah. Niscaya ayah akan menyayangi kita, "kata Zabalun mencoba mempengaruhi saudara-saudaranya
" Aku takut jika Yusuf tidak ada di rumah, maka ayah akan marah kepada kita, "kata saudara-saudara lainnya dengan perasaan takut. Sebab mereka tahu akan kemurkaan ayahnya jika mengetahui rencana tipu muslihat itu.
" Begini saja, kita minta izin pada ayah agar Yusuf diperbolehkan main-main bersama kita. Kemudian kita bawa ia ke pinggir hutan. Di sanalah kita habisi dia, "kata Zabulun sejurus kemudian.
Akhirnya mereka setuju dengan usulan itu. Rencana busuk itu akan dilakukan esok harinya. Kemudian mereka berpencar lagi karena bermain-main layaknya petak umpet. Setelah malam hari mereka tidur dengan pulasnya.
Keesokan harinya seperti biasa mereka bermain-main. Namun sebelum berangkat, mereka terlebih dahulu meminta izin pada ayahnya agar Yusuf diperbolehkan ikut bersamanya.
" Wahai ayah, izinkanlah kami membawa Yusuf untuk bermain bersama. Sebab tanpa ia, permainan kami kurang ramai, "kata Zabulun kepada ayahnya.
" Janganlah kalian membawa Yusuf, karena ia masih kecil. Aku tidak percaya bila kalian bisa menjaganya kalau ada bahaya, "kata ayahnya setengan mencegah.
" Wahai ayah, apa sebabnya engkau tidak mempercayai kami bahwa kami bisa menjaga keselamatan adikku Yusuf ? "tanya mereka. Namun ayahnya yang sadar tadi tidak mengizinkan jika Yusuf diajak serta hanya menghela napasnya.
" Sesungguhnya kepergianmu bersama Yusuf merupakan pukulan batinku. Aku khawatir kalau kalian tidak dapat menjaga keselamatannya, "kata ayahnya. Anak-anaknya menyadari hal itu sebab ayahnya tidak pernah berpisah dengan Yusuf.
Mereka membujuk dengan berbagai cara agar Yusuf diperbolehkan ikut bermain. Akhirnya sang ayah mengizinkan juga. Sambil berpesan agar selalu menjaga adiknya, akhirnya ia merestui mereka bermain.
" Terima kasih ayah, dan izinkan kami bermain-main, "kata Yahuda sungguh-sungguh
Akhirnya beberapa orang saudaranya meninggalkan Yusuf sendirian. Namun sebelumnya dipesan agar tidak kemana-mana. Kepergian saudara-saudaranya itu tidak diketahui Yusuf. Sehingga ia hanya menunggu ditempat semula.
Saudara saudaranya yang meninggalkan Yusuf sedang mengadakan perundingan guna mengenyahkannya. Mereka berada agak jauh di dalam semak belukar.
" Kini Yusuf Sudah ada disini. Sekarang bagaimana kalau kita bunuh dan kita buang mayatnya ke dalam hutan ? "kata Yahuda kepada saudara-saudaranya. Tampak saudara-saudaranya belum ada yang memberi jawaban sebab masih berpikir.
" Jangan dibunuh, lebih baik kita masukkan ke dalam sumur yang ada di dekatnya itu ! "kata salah seorang saudaranya memberikan gagasan. la berpikir jika membunuh Yusuf tentulah berdosa, sedangkan kalau dimasukkan sumur dan kebetulan ada orang yang menimba air, tentu Yusuf masih hidup.
" Bagaimana dengan kalian. Mengapa diam saja ? "tanya Yahuda pada lainnya. Mereka hanya menyetujui usul saudaranya tadi.
Setelah terjadi kata mufakat, mereka kembali lagi pada Yusuf yang sedang menunggu.
" Wahai Yusuf, marilah kita bermain dan berlomba lari, "ajak Yahuda pada Yusuf begitu ada di dekatnya. Nabi Yusuf yang tidak mengetahui rencana busuk mereka, "mengiyakan saja. Maka dimulailah lagi permainan itu.
Mereka berlari-lari berkejaran. Gegap gempita suaranya. Kini tibalah giliran Yusuf yang dikejar. la berlari terlebih dahulu, barutah saudara-saudaranya mengejar di belakang. Semakin lama ia berlari semakin dekat dengan bibir sumur. Akhirnya ia berhenti dengan napas yang ngos-ngosan di dekat sumur. Saudaranya yang mengejar juga sudah ada di sampingnya dengan napas ngos-ngosan pula.
" Sekarang bagaimana kalau kita mandi di sumur ini dengan cara saling melemparkan ? "kata Yahuda kepada saudara-saudaranya. Mereka menganggukkan kepalanya, sedangkan…
…….Untuk melanjutkan membaca silahkan kunjungi “ Kisah Nabi Yusuf AS bag. Kedua ”