Kisah, cerita, dan Sejarah Nabi Yusuf AS - Yusuf hanya berdiam diri tidak memberi jawaban. Akhirnya mereka bemufakat untuk mengangkat Yusuf dan memasukkannya ke dalam sumur.
Setelah melakukan perbuatan itu, mereka (saudara Yusuf) bingung dan ketakulan. Mereka khawatir dimarahi oleh ayahnya jika pulang tidak bersama Yusuf. Mereka berjalan mondar mandir, hatinya gelisah dan bingung.
" Yahuda, kini Yusuf sudah kita lenyapkan. Bagaimana dengan alasan kita jika ayah bertanya tentang Yusuf. Apakah kita akan berlerus terang padanya ? "tanya saudara Yahuda dengan perasaan bersalah.
" Jangan kau katakan apa yang telah kita lakukan pada Yusuf. Kita mencari alasan lain, "kata Yahuda gusar.
" Bagaimana jika membuat bukti berupa darah dan mengatakan pada ayah seakan-akan Yusuf telah dimakan srigala? "kata Yahuda kemudian. Saudaranya hanya menganggukkan kepalanya saja pertanda setuju. Kemudian mereka mencari hewan buruan ke dalam hutan. Setelah mendapatkannya maka hewan itu disembelih dan darahnya diusap-usapkan pada baju Yusuf yang dilepas menjelang peristiwa itu.
Menjelang sore hari, mereka pulang ke rumah. Ayahnya telah menunggu di depan pintu. Dari kejauhan mereka berpura-pura menangis, sehingga menimbulkan kecurigaan Ya'kub (ayahnya).
" Mengapa kalian menangis begitu pulang. Mana adikmu Yusuf ? "tanya ayahnya penasaran. Namun mereka malah menangis sejadi-jadinya. Inilah yang dinamakan air mata buaya.
" Ayah, maafkan kami, sebab ketika kami berlomba-lomba lari dan meninggalkan Yusuf sendirian ternyata diterkam srigala, "kata salah satu diantara mereka mencoba berbohong.
Yusur diterkam srigala ? Mengapa kalian yang kuat tidak dapat membantunya ? "teriak ayahnya terkejut begitu mendengar penuturan anaknya. la sangat terpukul dengan kejadian itu. Dengan tidak disadarinya, meneteslah air mata sedikit demi sedikit akhirnya memenuhi pipi. Apa kalian.tak bohong ?
" Mungkin ayah tidak percaya dengan ucapan kami. Namun untuk membuktikan bahwa pembicaraan kami ini benar, maka akan kutunjukkan buktinya, "kata Yahuda yang masih menangis sambil mengeluarkan buntalan pakaian berlumur darah.
" Sebenarnya aku tidak percaya lagi dengan kata-kata kalian, maka tinggalkanlah aku disini sendirian, "kata ayahnya dengan suara datar. Hal ini menandakan betapa sabarnya nabi Ya'kub dalam menerima cobaan itu.
" Ya Allah, ampunilah anak-anakku dan sabarkanlah hatiku dalam menghadapi cobaan ini, "nabi Ya'kub berdoa sambil mengangkat tangannya. la yakin bahwa Yusuf masih belum mati, sebab darah yang ada dibaju gamis nabi Yusuf baunya tidak sama dengan bau darah manusia.
" Ya Allah sekiranya ia masih hidup, maka lindungilah, "nabi Ya'kub meminta Allah atas perlindungan bagi nabi Yusuf.
Karena kesedihan dan selalu mengenang nabi Yusuf akhirnya kedua mata nabi Ya'kub mengalami kebutaan. Hal ini disebabkan seringnya keluar air mata setiap mengenang anaknya.
Mengenai pembuangan Yusuf yang dilakukan saudaranya Sudah diabadikan dalam AI Qur'an surat Yusuf ayat 15-18 yang artinya :
Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukannya ke dalam sumur (lalu mereka masukkan dia) dan (diwaktu itu dia sudah ada dalam sumur) Kami wahyukan Yusuf: "Sesungguhnya kamu akan menceritakan perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi. (Yusuf: 15)
Kemudian mereka datang kepada ayahnya di sore hari sambil menangis. (Yusuf: 16)
Kemudian berkata : "Wahai ayahku, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan barang-barang kami di dekal Yusuf, lalu dia dimakan srigala. Dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami orang-orang yang benar. (Yusuf: 17)
Mereka datang dengan membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya'kub berkata : "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu, maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kalian ceritakan. (Yusuf: 18)
Demikianlah ujian yang diterima oleh nabi Yusuf ketika masih kecil dan kesabaran nabi Ya'kub (ayahnya) yang patut dijadikan suri lauladan.
3. Nabi Yusuf Dipelihara Pembesar Mesir
Tidak berselang lama setelah terjadi peristiwa itu datanglah beberapa orang musafir (kafilah) yang kebetulan lewat. Begitu melihat ada sumur, merekapun menimbanya.
Setelah timba diangkat betapa terkejutnya, karena bukan air yang didapat tetapi seorang bocah dengan wajah gagah, tampan dan rupawan. Mulanya mereka takut, sebab sumur itu jauh dari perkampungan. Mereka mengira bocah itu adalah penunggu sumur tua itu.
Namun setelah diamati dengan seksama ternyata anak itu bukanlah bangsa siluman. Sebab anak itu dapat berbicara seperti layaknya manusia.
" Hai bocah bagus, siapa namamu. Dan mengapa kau ada di dalam sumur itu ? "tanya para musafir itu. Bocah bagus yang tidak lain Yusuf masih belum dapat menjelaskan siapa dirinya. la masih trauma dengan kejadian yang menimpa dirinya kemarin.
Nabi Yusuf hanya menitikkan air mata jika mengenang betapa kejam saudaranya terhadap dirinya. Para musafir itu menyadari jika bocah bagus yang ada di depannya itu masih dalam keadaan trauma sehingga tidak mau bertanya lebih banyak
" Namaku Yusuf putra Ya'kub. Dan aku berada di dalam sumur ini karena diceburkan oleh saudara-saudaraku, "kata nabi Yusuf menjelaskan meskipun tidak diminta oleh musafir itu.
" Jika diperbolehkan, aku ikut bersama bapak-bapak ini. Sebab aku takut pulang, mereka akan menyiksaku lagi, "kata nabi Yusuf pada para musafir itu.
Para musafir itu masih belum mengatakan iya atau tidak sebab mereka bermaksud hendak mengembalikannya pada orang tua bocah itu. Namun setelah melihat dengan jelas kengerian dan ketakutan di wajah Yusuf, akhirnya bocah itu diajak serta.
" Jika kau memang ikut bersama kami, kami tidak keberatan. Namun setelah di Mesir kau akan kujual, "kata musafir itu pada nabi Yusuf. Dengan senang hati nabi Yusuf menyetujui usul musafir itu. Sebab ia beranggapan jika berada dengan ayahnya tentu saudara-saudaranya akan menganiaya lebih kejam lagi.
Akhirnya berangkatlah para musafir itu dengan diikuti oleh nabi Yusuf. Sebentar-sebentar mereka duduk di bawah pohon yang rindang untuk bernaung dan melepaskan lelah. Sebentar-sebentar pula musafir itu membelai kepala nabi Yusuf dengan rasa iba.
Setelah sampai di kota Mesir, maka para musafir itu menjual barang dagangannya. Dan nabi Yusuf diajak serta, sehingga tidak lama kemudian lewatlah pembesar Qitfirul Aziz di depan jualannya. la sangat kagum melihat paras nabi Yusuf. Dengan serta merta ia bertanya pada orang tua yang ada di samping nabi Yusuf.
" Hai kafilah, kulihat anak ini bukan anakmu. Benarkah dugaanku, "kata Qitfirul Aziz pada orang tua yang tidak lain penolong nabi Yusuf.
" Benar dugaan tuan. Anak ini kutemukan dalam sumur ketika dalam perjalanan, "kata orang itu kemudian.
Tampak sekali Qitfirul Aziz ingin memiliki anak itu. Sebab ia sendiri tidak mempunyai anak setelah bertahun-tahun kawin dengan Zulaikhah. la sangat mendambakan bocah itu karena kepribadiannya tampak dengan jelas pada guratan-guratan wajahnya
…….Untuk melanjutkan membaca silahkan kunjungi “ Kisah Nabi Yusuf AS bag. Ketiga ”