Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS bag. Pertama

Kisah, cerita, dan Sejarah Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS - Nabi Musa termasuk keturunan bani Israil. Dengan demikian ia masih keturunan nabi Ya'kub. Sebab dari nabi Ya'kublah Bani Israil tumbuh dengan pesatnya. la lahir sebelum nabi Isa dilahirkan. Beberapa ulama mengatakan bahwa nabi Musa dilahirkan mempunyai jarak waktu 1700 tahun dengan nabi Isa.

Nabi Musa dilahirkan pada daerah yang subur. Sebab di sana terdapat lembah sungai Nil. Lembah itu masih dalam wilayah Mesir. Masyarakat (bani) Israil mendiami tempat itu karena mereka tidak tahan dengan penindasan yang dilakukan oleh raja Fir'aun. Dalam beberapa waktu lamanya bani Israil merasakan kedamaian dan ketenangan. Namun hal itu tidak sampai berlangsung lama sebab daerah itu sudah diketahui pemerintah Mesir.

Meskipun demikian mereka masih diperbolehkan untuk mengolah tanah pertanian dan sebagai imbalannya mereka harus mengirim upeti pada raja Fir'aun.

Kedamaian ini tidak berlangsung lama, sebab raja Fir'aun memerintahkan membunuh bayi laki-laki yang dilahirkan dari seorang ibu bani Israil.

1. Mimpi Raja Fir'aun dan Pembunuhan Bayi Laki-laki
Ketika nabi Musa masih berada dalam kandungan ibunya, raja Fir'aun bermimpi negeri Mesir terbakar habis. Semula ia tidak menghiraukan mimpinya. Namun hal itu berulang-ulang hingga beberapa malam. Dari sinilah raja Fir'aun selalu merenung memikirkan arti impian itu. Namun ia tidak menemukan jawabannya.
Karena pikirannya selalu tertuju pada impian itu, maka ia memanggil ahli nujum.

" Aku minta bantuan kalian untuk memecahkan arti impianku yang selama ini selalu hadir dalam tidur, "kata raja Fir'aun membuka pembicaraan.

" Telah beberapa hari ini aku bermimpi ada anak kecil yang membakar negeri Mesir sampai habis. Anak itu laki-laki, "kata raja Fir'aun meneruskan pembicaraannya.

" Tolonglah untuk memecahkan arti mimpi itu, "katanya sejurus kemudian. Setelah itu suasana persidangan kembali sepi. Para ahli nujum tampak berpikir keras. Ada yang memejamkan matanya ada pula yang menundukkan wajah.

" Ampun baginda, jika menurut ramalan hamba memang negeri ini akan terbakar habis dan paduka digulingkan dari kursi kerajaan oleh keturunan dari bani Israil, "kata ahli nujum itu menjawab. Semua yang mendengar penuturan itu menghela napas lega. Sebab jawaban itu hampir sama dengan jawaban para ahli nujum lainnya.

" Bagaimana menurut anggapan kalian. Apakah ucapan kawanmu itu benar ? "tanya raja Fir'aun kepada ahli nujum lainnya. Mereka hanya menganggukkan kepalanya saja pertanda setuju dengan ramalan tadi.
Berangkat dari penuturan itulah, akhirnya raja Fir'aun menyuruh semua prajuritnya untuk membunuh setiap anak laki-laki yang dilahirkan dari bangsa Israil. Dengan demikian dapat kita bayangkan bagaimana bayi laki-laki pada waktu itu. Semuanya dibunuh sesuai dengan peraturan raja Fir'aun.

Pembunuhan yang dilakukan oleh Raja Fir'aun terhadap bayi laki-laki itu bertujuan utnuk mencegah adanya kudeta kelak. la sangat takut jika turun dari kursi kejayaan. Untuk itulah ia mengumumkan akan membunuh bayi laki-laki yang dilahirkan oleh seorang ibu bani Israil.

Dengan adanya peraturan itu, tentu saja kedamaian bani Israil terganggu. Setiap hari selalu lerdengar ratapnya seorang ibu yang melihat anaknya dibunuh oleh prajurit Fir'aun. Jika orang tuanya melawan akan dibunuh pula. Hal ini berlangsung hingga lama.

Kekejaman Fir'aun sudah diabadikan dalam Al Qur'an surat Qoshsosh ayat 4:

surat Qoshsosh ayat 4

Artinya:
Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang dimuka bumi dan menjadikan penduduknya terpecah belah, dengan menindas segolongan dan mereka, menyembelih anak laki-iaki dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang yang berbuat kerusakan. (Qoshsosh: 4)

Kekejaman Fir'aun tidak berhenti sampai disitu saja.la mengadu domba antara golongan masyarakat satu dengan yang lainnya. Sehingga timbullah perselisihan. Hal ini dilakukan karena Fir'aun sangat takut dengan penggulingan tahtanya. la berpikiran jika rakyatnya sudah terpecah belah, maka tidak ada kekuatan untuk melawan dirinya. Sungguh tipu daya yang baik sekali. Namun tipu daya itu tidak selamanya jaya, sebab kelak kerajaannya akan hancur. Dan yang menghancurkan kekuasaannya adalah keturunan bani Israil. Dialah Musa As.

Raja Fir'aun tidak berani menghadapi kenyataan sebab ia sudah berdosa pada bani Israil sebelum penyembelihan bayi laki-laki. Fir'aun telah memusuhi bani Israil sebelumnya sehingga mereka hidup di wilayah terpencil

2. Pembuangan Bayi Musa
Di saat terjadi penganiayaan dan penyembelihan terhadap semua bayi laki-laki dari bani Israil, lahirlah Musa dari rahim seorang wanita.lbunya sangat cemas pada keselamatan bayi itu. la tidak tega jika para prajurit menyembelih anaknya yang tampan dan molek itu.

Untunglah ia melahirkan pada malam hari, sehingga para prajurit tidak mengetahui kelahiran tersebut. Sungguh Allah akan melindungi umat pilihan-Nya. Begitu pula dengan kelahiran nabi Musa. Semua prajurit tidak menyangka bahwa di daerah bani Israil masih ada orang yang melahirkan bayi laki-laki.

Meskipun demikian ibu Musa sangat cemas dan takut. la cemas dengan keselamatan anaknya. Dan ia takut jika anaknya sampai diketahui prajurit. Tentu mereka akan membinasakan bayi nabi Musa.

Sebelum prajurit mengetahui kelahiran Musa di saat itu pula Allah menghendaki lain. Allah memerinntahkan ibu Musa untuk menghanyutkan anaknya di sungai Nil. Semula ibunya ragu. namun demi keselamatan mereka bersama, akhirnya ia merelakan juga.

Nabi Musa yang masih bayi itu dihanyutkan dan dimasukkan dalam peti. Ibunya menatap peti itu dengan berurai air mata.

" Jika Allah menghendaki kelak pasti kita akan bertemu. "demikian kata wanita itu. la yakin Allah akan melindungi anaknya.

Peti berisi bayi Musa itu hanyut dan mengikuti aliran sungai Nil sampai di belakang istana. Kebetulan istri Fir'aun sedang mandi di sungai Nil. la sangat heran begitu melihat sebuah peti terapung di atas air. Semakjn lama peti itu semakin mendekati dirinya. Kemudian peti itu diambil dan dibukanya. Betapa terkejutnya ia begitu melihat isi peti itu. Ternyata dalam peti ada seorang bayi laki-laki elok rupanya.

Istri Fir'aun segera menggendongnya. la sangat senang kepada bayi itu sebab selama ini dia belum dikaruniai anak. Bayi itupun dibawa pulang ke istana dan ditunjukkan pada Fir'aun.

" Baginda, hamba mendapatkan seorang bayi yang molek dan hamba berniat untuk mengambilnya sebagai anak angkat, kata isterinya dengan suka cita. Sebentar-sebentar diciumnya kening bayi itu.

Semula Fir'aun tidak mau menerima bayi itu sebagai anaknya. la berprasangka bahwa bayi itu yang kelak akan menghancurkan kerajaannya. Namun setelah isterinya bersikeras, maka Fir'aun pula mengabulkan juga.
Ketika bayi itu lapar, maka terdengarlah tangisnya. Semula istri Fir'aun memberikan air susunya, namun bayi Musa tidak mau mengisap. la tetap menangis. Karena kebingungan, akhirnya istri Fir'aun mencari seseorang yang mau menyusui anak angkatnya. Semua wanita mencoba memberikan air susunya, namun bayi nabi Musa tetap menolaknya.

Ibu nabi Musa mendengar bahwa bayinya tidak mau diteteki wanita manapun. Dan ia mendengar bahwa bayinya telah dipelihara dalam istana. Semula ia khawatirakan keselamatan anaknya. Namun kekhawatirannya itupun sirna, sebab semuanya diserahkan pada Allah.

Akhirnya datanglah ibu Nabi Musa ke istana. la menyamar sebagai wanita inang. Ia tetap menyembunyikan kenyataan yang sebenarnya.

Sungguh besar kekuasaan Tuhan. Akhirnya ibu dan anak itu dipertemukan lagi. Setelah ibunya memberikan air susunya, barulah nabi Musa terdiam. Semua wanita yang hadir dan yang telah mencoba menyusui bayi nabi Musa merasa heran. Meskipun demikian mereka tidak berani mengatakan yang bukan-bukan di hadapan permaisuri.

Karena bayi Musa lebih cocok dengan air susu ibunya, maka permaisuri menyuruhnya tinggal dalam istana. Dengan demikian nabi Musa dibesarkan ibunya sendiri dengan mendapatkan bayaran dari raja Fir'aun.
Berangsur-angsur kecurigaan Fir'aun itu lenyap terlupakan. la menyayangi anak angkatnya (nabi Musa) dengan sepenuh hati. Sebab ia tidak mendapatkan anak sama sekali setelah sekian lama berumah tangga. Menurut sebuah riwayat istri Fir'aun bernama Siti Aisyah…

 

...Untuk melanjutkan membaca silahkan kunjungi “ Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS bag. Kedua

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS bag. Pertama