Kisah, cerita, dan Sejarah Nabi Shalih AS - Kalau memang kalian menginginkan bukti kenabianku, baiklah. Aku akan berdoa dan meminta pada Tuhanku, "kata nabi Shalih kemudian ia tampak memejamkan matanya pertanda memulai doa.
" Ya, Allah sebenarnya aku telah menyeru agar mereka meninggalkan penyembahannya kepada berhala dan meninggalkan kebiasaan buruknya, namun mereka meminta kebenaran kenabianku. Aku meminta petunjukmu dan tunjukkan mukjizat itu". Allah pun mendengar permintaan nabi Shalih dan firman-Nya yang berarti:
" Pergilah engkau untuk mendapatkan kaummu dan katakanlah kepada mereka agar mereka berkumpul diluar kota, dikaki gunung yang tampak itu untuk dapat melihat mukjizatku. Kemudian dari gunung itu akan muncul seekor unta betina yang luar biasa bagusnya, besar dan gemuk, dan tak pernah mereka lihat sebelumnya".
Setelah mendapatkan wahyu tersebut akhirnya nabi Shalih mengajak semua orang di kampung itu untuk menuju ke pegunungan yang telah ditunjukkan Allah. Setelah itu mereka menanyakan pada nabi Shalih : "Tidakkah Shalih sedang bermimpi atau berbual sehingga mengelabui kita semua, "kata seorang diantara mereka.
Setelah mendengar perkataan tadi nabi Shalih pun menjawabnya : "Aku sekali-kali tidak berbohong kepada kalian, jika memang sebentar lagi keluar unta betina, maukah kalian meninggalkan penyembahan pada berhala-berhala itu ?, "tanya nabi Shalih kepada orang-orang itu. Tampaknya orang-orang itu setuju dengan permintaan nabi Shalih.
Tidak berapa lama mereka menunggu, muncullah seekor unta betina yang besar, gemuk dan bagus. Semua yang hadir sampai berdecak kagum begitu melihat unta itu mulai mendekat.
Nabi Shalih pun berkata : "Wahai saudaraku, kini unta sudah ada dihadapan kalian, apakah masih tidak percaya dengan kenabianku. Dan apakah kalian tidak mempercayai bahwa aku ini berkata yang sebenarnya, "kata nabi Shalih sambil mengusap-usap bulu unta itu. Kemudian orang-orang itu menjawab dengan serempak.
" Wahai Shalih, kini kami mengakui kenabianmu dan masih ada satu permintaanku, "kata salah seorang diantara mereka.
" Apalagi yang hendak kalian minta. Bukankah aku telah membuktikan kebesaran Allah pada kalian, "kata nabi Shalih agak kesal setelah mendengar permintaan kaum Tsamud.
" Setelah kami mengakui kenabianmu, kami meminta agar tuhan peninggalan nenek moyang jangan dirobohkan dan dihancurkan, "kata mereka dengan nada berbelas kasih.
Demi mendengar permintaan ini, nabi Shalih menjadi berang sebab sumpah yang diucapkan kaum Tsamud ternyata sumpah palsu belaka. Hal ini bertentangan dengan ajaran nabi Shalih. Meskipun demikian beliau tidak mengizinkan untuk menyembah berhala lagi.
Setelah kejadian itu, maka nabi Shalih berdoa, agar kiranya azab sebagai peringatan diturunkan Allah kepada kaum Tsamud. Beliau mempunyai anggapan dengan adanya peringatan langsung dari Allah, maka semua seruannya dapat didengarkan dan dituruti.
Allah mendengar permintaan nabi Shalih sehingga beberapa hari setelah munculnya mukjizat ini musim kemarau mulai melanda. Hal ini menyebabkan semua tanaman tidak dapat hidup sebab kekurangan air.
Di saat demikian semua hewan seperti keledai, onta betina tidak dapat mengeluarkan susunya dengan lancar sebab makanan yang didapat tidak sesegar dulu lagi. Namun onta yang telah muncul dari bantuan (sebagai mu'jizat} itu mengeluarkan susunya dengan lancar, sehingga membuat kagum semua penduduk (kaum) Tsamud.
Mengetahui hal ini maka nabi Shalih mengatakan pada mereka agar menjaga keselamatan onta itu, dan diperbolehkan mengambil susu sepuas hatinya. Nabi Shalih juga berpesan agar memberi makanan pada onta itu seperti halnya hewan piaraan sendiri. Sementara beliau meneruskan dakwahnya.
Menjelang keberangkatannya bersama pengikut yang setia, beliau berpesan pada kaum Tsamud di daerah itu : "Wahai saudaraku, aku percayakan onta ini pada kalian, maka janganlah kalian membunuhnya sebab aku khawatir kalau nanti diturunkan-Nya azab Allah kepada kalian, Berilah makanan seperti halnya hewan kalian. Dan janganlah kalian pergi ke altar penyembahan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai hal demikian, "kata nabi Shalih memberi nasihat.
Bersama pengikutnya dia menuju ke daerah yang dahulunya telah diberi dakwah oleh nabi Shalih. Di daerah ini pun sebenarnya masih memiliki darah dengan orang-orang kaum daerah lainnya.
Rupanya azab peringatan Allah menjalar juga ke perkampungan ini. Di sana sini beliau melihat bumi yang tandus. Banyak pula hewan piaraan yang mati. Sungguh memprihatinkan keadaan daerah itu. Nabi Shalih berharap dengan adanya peristiwa itu mereka (kaum Tsamud) akan menuruti ajakannya.
" Wahai kaumku, sesungguhnya aku kembali lagi untuk meminta kesediaan kalian guna menyembah dan memohon ampun pada Allah Tuhanku, "kata nabi Shalih setelah berada di perkampungan itu. Karena suara yang dikeluarkan lantang dan menggelegar, maka seluruh penduduk pun keluar untuk menemui nabi Shalih.
" Wahai Shalih mengapa kau masih datang kepada kami. Kami tidak mengharapkan dirimu lagi. Lihatlah penderitaan yang kami alami saat ini. Semua ini adalah kutukan tuhan Wad dan lainnya yang telah kau hina sehingga kami kena getahnya, "beberapa orang yang langsung melabrak nabi Shalih. Mereka beranggapan bahwa kemarau panjang yang tidak dapat menumbuhkan tanaman dan menghidupkan hewan adalah kutukan dari tuhan Wad. Tuhan-tuhan itu telah murka sebab dihina nabi Shalih. Mendengar anggapan yang tidak masuk akal sama sekali, maka nabi Shalih menjawab dengan tenang.
" Wahai saudaraku, kemarau ini bukanlah kutukan dari tuhan-tuhan kalian yang tidak bisa mendengar dan melihat itu. Tetapi semua ini tergantung dari sifat kalian juga. Kemarau ini adalah tanda peringatan dari Allah Tuhanku, "kata nabi Shalih menjelaskan.
Kaum Tsamud tidak mau mendengarkan ucapan nabi Shalih. Mereka malah bertekad untuk menghabisi riwayat nabi Shalih. Melihat gelagat yang tidak baik itu nabi Shalih dan pengikutnya kembali pada kaum Tsamud yang telah dipesan untuk menjaga onta Allah.
Beliau berharap pada kaum Tsamud itu agar mau mengikuti ajakannya. Beliau juga berpesan jika tidak segera meminta ampun pada Allah niscaya azab akan diperberat. Namun kaum Tsamud sudah tertutup hatinya untuk menerima ajakan nabi Shalih bahkan hal-hal yang bersifat menuju kebaikan ditentangnya.
Saat itu juga nabi Shalih kembali pada kaum Tsamud yang sebelumnya telah diberi pesan agar menjaga onta betina sebagai mu'jizat Allah atas kebenarannya.
Setelah sampai di perkampungan itu, nabi Shalih ingin melihat keadaan onta yang telah dititipkannya. Namun onta itu tidak ada lagi di tempatnya. Dengan marah nabi Shalih mencari pemimpin kaum dan menanyakannya. Ternyata semua orang kaum Tsamud telah menyembelih dan menyiksa onta itu setelah mendengar bahwa nabi Shalih sudah kembali dari dakwahnya. Mendengar hal ini lemah lunglai tubuhnya, sebab ia sangat khawatir dengan azab yang akan diturunkan Allah lebih dahsyat.
Nabi Shalih lalu pergi ke sebuah tanah lapang dimana orang-orang (kaum) Tsamud telah menyembelih dan berpesta pora daging onta itu. Mereka tidak menghiraukan kedatangan nabi Shalih bersama pengikutnya.
" Ha, ha, ha !. Ternyata daging onta ini sangat lezat. Pantas Shalih yang sudah mulai hilang akalnya itu melarang kita untuk menyembelihnya, "kata mereka setelah menikmati daging onta itu.
" Wahai kaumku, bersuka rialah kalian dalam beberapa hari ini dan cepatlah kembali ke rumahmu masing-masing. Sebab meskipun kalian lari menjauhi pasti azab Allah akan menemukan dan menyiksamu pula, "kata nabi Shalih memperingatkan kaum Tsamud tentang azab Allah. Setelah tahu siapa yang bicara, pucat pasi muka kaum Tsamud. Setelah mereka telah membunuh onta yang telah dipercayakan nabi Shalih kepadanya. Nabi Shalih juga mengeluarkan ancaman yang lebih dahsyat kepada mereka :
" Wahai Shalih, cabutlah ancamanmu. Kami takut dengan azab yang baru kau katakan itu. Kami mohon 'ampun, "kata mereka berbelas kasihan. Nabi Shalih yang tahu sifat kaum Tsamud segera angkat bicara :
" Kalian tidak akan terhindar lagi dari azab Allah, sebab bukti kekuasaan-Nya yang kupercayakan pada kalian telah mati dan dagingnya telah kau nikmati, "jawab nabi Shalih dengan nada yang tinggi. Nabi Shalih tidak mau lagi mendengarkan permintaan dan rengekan kaum Tsamud. Beliau mengetahui kepura-puraan kaum Tsamud dengan cara meminta ampun. Setelah itu mereka pasti melupakan semua ajakan dan ajaran nabi Shalih.
6. Azab Allah Kepada Kaum Tsamud
Setelah nabi Shalih ontanya disiksa dan dibunuh serta dimakan dagingnya, maka beliau mengancam kaum Tsamud. Baik yang ada di daerah maupun di tetangga desanya. Menurut anggapan nabi Shalih, kaum Tsamud memang sudah sulit diajak ke jalan kebenaran. Kemudian nabi Shalih berkata pada kaum Tsamud yang telah menganiaya onta betina :
" Bersukarialah kalian semua di rumahmu selama tiga hari itu adalah janji yang tidak dapat didustakan, "kata nabi Shalih yang bernada ancaman. Nabi Shalih memberi batas waktu yang sangat singkat, agar mereka secepatnya meminta ampun dan memohon kepada Allah. Namun kenyataannya malah sebaliknya, mereka mengejek nabi Shalih.
" Mungkinkah ucapan orang sinting itu benar. Apakah karena ia kesal sebab ontanya kita sembelih sehingga omongannya bertambah ngawur, "kata mereka dengan nada mengejek.
Dalam waktu yang sangat singkat itu, nabi Shalih masih mengajak kaum Tsamud untuk menyembah Allah. Namun kaum Tsamud tidak lagi mendengarnya atau menuruti perintahnya. Pada hari kedua nabi Shalih bersama pengikutnya yang beriman segera meninggalkan perkampungan itu. Sebab hal ini adalah atas perintah Allah.
Setelah mereka berada jauh dari tapal batas perkampungan, maka Allah menurunkan azabnya yang sangat dahsyat. Mengenai penyelamatan nabi Shalih bersama pengikutnya telah diabadikan dalam Al Qur'an surat Huud ayat 66, yaitu :
Artinya: " Maka tatkala azab Kami datang, Kami selamatkan Shalih beserta orang-orang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa". (Huud: 66)
Setelah malam ketiga, turunlah siksa Allah kepada kaum Tsamud yang berupa gempa sehingga meruntuhkan semua bangunan. Kaum Tsamud tertimbun reruntuhan itu. Mereka tidak menyangka dengan datangnya azab itu. Sebab mereka . menganggap ucapan nabi Shalih hanya perkataan kekesalan belaka. Mereka sedang tidur pulas di dalam rumah sehingga terjebak dalam reruntuhan bangunan rumahnya.
Selain itu Allah juga menurunkan azab berupa guntur yang menyambar mereka sehingga tidak ada satupun kaum Tsamud yang selamat darinya.
Mengenai azab yang diturunkan Allah kepada kaum Tsamud telah tertera dalam Al Qur'an surat Huud ayat 67 sampai 68, yaitu:
Artinya: " Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan dirumahnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah kebinasaan kaum Tsamud
Setelah kejadian yang mengenaskan itu, akhirnya seluruh perkampungan kaum Tsarnud menjadi sunyi laksana sebuah negeri mati. Di sana-sini tidak terlihat tanda-tanda kehidupan. Semua itu karena ulah kaum Tsamud sendiri yang tidak mau mengindahkan larangan nabi Shalih.
Dari cerita ini dapat kita petik hikmahnya yaitu hendaknya kita takut dengan ancaman Allah dan tidak menyembah selain Dia. Sebab tidak mungkin azab yang diturunkan Allah akan lebih dahsyat dari sebelumnya.