Kisah Nabi Nuh AS bag. Pertama

Kisah, Cerita, dan Sejarah Nabi Nuh AS - Setelah Nabi Idris meninggal dunia, maka selang dua generasi barulah Allah mengangkat seorang nabi yaitu Nuh. Jika ditilik dari silsilahnya, ia masih keturunan nabi Idris. Dengan demikian ia juga masih keturunan orang pertama yaitu nabi Adam.
 
Nuh bin Lamik bin Matu Syalih bin Akhnuh (Idris)
 
Nabi Nuh diutus oleh Allah untuk menegakkan kebenaran yang telah diwahyukan kepada nabi. Adam dan nabi Idris. Nuh diutus oleh Allah ketika ia berusia 480 tahun. Menurut Al Qur'an ia berusia 950 lahun barulah meninggal. Dengan demikian ia menyeru pada kaumnya untuk kembali pada jalan Allah selama 500 tahun.

kapal Nabi Nuh
 
Nabi Nuh diutus pada kaum yang sangat rusak budi pekertinya, bejat akhlaknya, sehingga mereka tidak ubahnya binatang. Hal ini dikarenakan mereka tidak mau menuruti aturan agama, sehingga dimana-mana timbul kericuhan. Hukum rimba pun dijalankan sehingga yang kuat semakin menindas yang lemah.
 
Telah diceritakan di atas (pada kisah nabi Idris) bahwa kaumnya ada yang mengikuti ajarannya dan ada pula yang membangkang. Karena Idris telah meninggal dengan demikian tidak ada lagi yang dapat dijadikan panutan, sehingga kaum yang membangkang mengadakan bujukan-bujukan untuk membali pada jalan semula.
 
Banyak yang mengikuti pembangkang tersebut, sebab mereka yang tidak mau akan disiksa. Dengan demikian yang belum atau tidak mau menerima ajakan pembangkang merasa ketakutan, sehingga kaum yang sudah berada di jalan yang benar berubah masuk ke dalam ajakan pembangkang, meskipun dalam keadaan terpaksa.
 
Keadaan seperti itu berlangsung hingga generasi nabi Nuh. Karena sudah banyak yang mengikuti ajaran dan ajakan pembang­kang, maka nabi Nuh merasa kesulitan untuk mengembalikannya pada ajaran yang benar. Hal ini disebabkan oleh adat yang sudah turun temurun.
 
Meskipun demikian nabi Nuh tidak pernah mengeluh. la mengajak umat (kaum) yang ada di daerah itu.
Dengan demikian semakin bertambah pengikutnya meskipun tidak banyak. Selain itu banyak juga yang memusuhinya.
 
Saat itu ada beberapa kelompok masyarakat yang masih membangkang dan menyebarkan isu agar masyarakat lainnya tidak terpengaruh dengan dakwah nabi Nuh. Mereka yang tidak setuju dengan ajaran nabi Nuh selalu mencari jalan untuk melenyapkannya. Namun dari sekian tipu daya yang telah disusunnya tidak pernah tercapai. Hal ini karena nabi Nuh adalah utusan Allah.
 
Kelompok yang tidak senang dengan ajaran nabi Nuh masih menyembah berhala. Karena cintanya pada patung-patung itu, sehingga ajaran nabi Nuh tidak pernah digubrisnya, bahkan mereka mentertawakannya.
Suatu ketika datanglah nabi Nuh ke tempat berhala yang dipuji kaum kafir. Saat itu bersamaan dengan waktunya kaum kafir mengadakan jamuan terhadap berhala-berhala yang dijadikan tuhannya.
 
"Wahai tuhan Was, Suwa', Yaghust, Ya'ud dan Nashr, berilah kami keselamatan dan kemurahan rejeki."
 
Pinta pemuka kaum kafir yang telah berdiri di depan berhala. Kemudian diikuti seluruh kaum kafir yang hadir. Melihat hal ini nabi Nuh tertawa dalam hati. Sebab berhala yang mereka jadikan tuhan adalah berupa batu. Sungguh tidak masuk akal sama sekali, gumam nabi Nuh dalam hati.
 
Setelah pemuka kaum itu selesai berdo'a di hadapan berhala kemudian tampil ke depan. la berkata dengan lantang : "Wahai umatku, persembahkan harta kalian yang paling kau sukai, sebab tuhan kita sangat senang dengan barang itu, "teriak pemuka kaum itu. Kemudian beberapa orang yang sudah menyiapkan barang persembahannya segera menaruh di altar depan berhala. Hal ini diikuti dengan yang lain. Sehingga meja altar penuh dengan barang seperti emas, berlian dan hasil pertanian.
 
Setelah nabi Nuh mengetahui kejadian itu, ia menyusup keluar dari sanggar pemujaan. Di perjalanan ia selalu memikirkan orang-orang yang menyembah berhala. Rasanya mustahil dan sangat tidak masuk akal kalau batu yang mereka puja itu dapat membantu dan menolong kesulitan mereka.
 
Hal ini menjadi beban pikiran nabi Nuh. Pada malam hari beliau tidak dapat memejamkan mata karena memikirkan kejadian siang tadi. Setelah tekadnya bulat untuk menyadarkan pemuka dan kaum kafir pada jalan yang benar, kemudian ia memohon pada Allah. Do'a permohonan tersebut bertujuan untuk menyadarkan pemuka dan kaumnya yang kafir.
 
"Ya Allah, ya Tuhan kamj, Berilah petunjuk-Mu pada pemuka dan kaum yang kafir itu agar kembali pada jalan-Mu, "pinta nabi Nuh pada Allah dengan setulus hati.
 
Keesokan harinya, nabi Nuh mendatangi rumah pemuka kaum kafir dan menyuruh untuk mengumpulkannya. Setelah semua terkumpul barulah nabi Nuh maju ke depan dan berbicara dengan lantang : "Wahai, saudara-saudaraku. Hentikan persembahanmu pada berhala ini. Sebab ia hanyalah batu yang sangat tidak masuk akal jika dapat menolong kesulitanmu. Mulai sekarang sembah dan pujilah nama Allah seperti yang telah kulakukan. "kata nabi Nuh menyadarkan mereka.
 
Namun pemuka kaum kafir itu tidak setuju jika ia dan kaumnya harus menyembah selain berhala.

"Wahai saudaraku, jangan percaya dengan ocehan Nuh. Lihatlah, bukankan ia hanya rakyat jelata seperti kalian. Mana mungkin Tuhan yang diagung-agungkannya itu dapat membantu kita semua. Ingat! jika kita meninggalkan tuhan Wad, Suwa', Yaghuts, Ya'ud dan Nashr maka kita mendapat kesulitan yang sangat besar. Dan bukankah tuhan-tuhan ini telah diturunkan oleh nenek moyang kita, "kata pemuka kaum kafir kepada yang hadir. Sebab di antara kaumnya ada yang mulai tertarik dengan ajakan nabi Nuh.
 
Peringatan yang diberikan pada pemuka dan kaumnya tidak digubris sama sekali, hanya beberapa orang saja yang mau mengikuti ajakan nabi Nuh. Hal ini telah diterangkan dalam Al Qu'ran surat Nuh ayat 23 sebagai berikut:
 
Surat Nuh ayat 23
 
Artinya:
"Dan mereka berkata: Janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali meninggalkan (penyembahan) Wad, dan jangan pula Suwa', Yaghust, Ya'ud dan Nashr". (Nuh : 23)
 
Karena adanya dua pertentangan dan dua jawaban itu, maka kaumnya merasa bimbang. Mana yang hendak dianutnya. Jika ia menganut ajaran nabi Nuh, berarti mereka meninggalkan tradisi yang telah diajarkan nenek moyangnya. Namun jika menganut ajaran pemukanya, mereka tidak mendapat pertolongan sama sekali. Di saat keadaan seperti ini nabi Nuh berkata dengan lantangnya dihadapan kaum kafir.
 
"Sebenarnya aku diutus oleh Allah untuk meluruskan akhlak kalian yang telah rusak. Hanya Allah-lah yang mengetahui dan memberikan berkah kepada kalian. Sehingga kalian dapat terbebas dari semua kesulitan, "ujar nabi Nuh.
 
"Sesungguhnya aku adalah memberi peringatan yang menjelas-kan kepadamu. Sembahlah Allah SWT. Patuhilah dan taatilah, "kata nabi Nuh untuk meyakinkan.
 
Namun dikarenakan hati mereka telah tertutup oleh kebejatan yang telah dilakukan sehingga seruan nabi Nuh tidak dihiraukan sama sekali. Hanya beberapa orang saja yang mau mengikuti ajarannya. Meskipun demikian beliau tidak pernah berputus asa. Semua yang telah dilakukannya adalah untuk kepentingan umat semata. Semua yang dialaminya hanya diadukan kepada Allah saja.
 
Beliau berdakwah sampai berusia 950 tahun. Dapat dibayangkan betapa lanjut usianya, meskipun demikian beliau tidak mengenal putus asa dan pantang menyerah. Selama berdakwah beliau mendapatkan pengikut yang tidak banyak sekitar 70 sampai 80 orang.
 
Setelah terjadi perdebatan dengan pemuka kaum kafir, beliau mencoba berdakwah pada tempat yang Iain. Di tempat ini pun beliau mendapat cacian dan hinaan belaka. Bisa dikatakan seluruh negeri pada waktu itu menjadi kafir. Sehingga ruang gerak nabi Nuh seakan terbatas.
 
Meskipun mendapat cacian dan hinaan yang menyakitkan, beliau tetap menerima dengan lapang dada. Sambil berjalan dari tempat itu beliau berdoa dalam hati : "Ya Allah ya Tuhan kami, Tuhan yang menjadikan semua makhlukdi atas bumi ini, bukalah pintu haii mereka agar mau1 kembali pada jalan yang benar. Pada jalan yang kau ridloi”.
 
Di setiap perjalanan nabi Nuh selalu mendapat hinaan, dan menjadi bahan pembicaraan serta diolok-olok bahwa ia sudah tidak waras lagi. Karena dirasa penghinaan yang telah diterimanya cukup berat maka ia pun berkata : "Sesungguhnya aku ini adalah orang yang menyampaikan ancaman Allah dan menerangkan jalan yang menuju keselamatan kepada Allah. Oleh karena itu beribadahlah kalian hanya kepada Allah. Hanya Allah yang patut disembah dan patut dimintai pertolongan. Aku khawatir pada kalian bahwa pada suatu saat Allah akan menurunkan azabnya, kata nabi Nuh dengan sabar. Meskipun demikian kaum kafir tidak mau mendengarkan seruannya sama sekali, bahkan mereka menyumbat telinganya dengan jari-jari agar tidak mendengar seruan nabi Nuh.
 
"Apa kau bilang, hai Nuh. Siapa sebenarnya Allah yang kau agung-agungkan itu,"tanya mereka sembari menyumbat telinganya.

"Allah ialah Dzat yang menjadikan bumi dan langit, menjadikan manusia seperti kita dan benda yang ada di atas bumi ini, kata nabi Nuh dengan lemah lembut.


…….Untuk melanjutkan membaca silahkan kunjungi “  Kisah Nabi Nuh AS bag. Kedua

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Kisah Nabi Nuh AS bag. Pertama