Kisah Nabi Nuh AS bag. Kedua

Kisah, Cerita, dan Sejarah Nabi Nuh AS - Meskipun demikian mereka tidak mau mendengarkan ucapan nabi Nuh. Bahkan ia menghina dan mentertawakannya. Di sepanjang perjalanan beliau mendapatkan orang-orang kafir berkumpul dan membicarakannya. Dari pembicaraan itu ternyata bertujuan untuk memfitnah nabi Nuh. Dengan demikian pengikut nabi Nuh tidak dapat bertambah banyak.
 
Sepanjang jalan selalu dijumpai orang-orang yang ingin menghalangi niat nabi Nuh. Namun beliau tetap berdakwah dengan tidak putus asa. Sebab beliau tidak mengharapkan imbalan apapun dari kaum yang mau masuk pada ajarannya.
 
1. Perdebatan Nabi Nuh dengan Kaum Kafir
Perdebatan-perdebatan ini sebenarnya adalah maksud kaum kafir untuk mencelakakan (membuat malu) nabi Nuh di depan kaumnya. Mereka berfikir kalau dalam perdebatan ia dapat mengalahkan nabi Nuh. Namun kenyataannya sangatlah berbalik. Sebab ucapan yang dikatakan nabi Nuh sebenarnya sudah diturunkan oleh Allah Ta'ala sehingga perdebatan yang tujuannya untuk mempermalukan dirinya di depan khalayak ramai tidak sampai ia alami.
 
Di antara perdebatan yang dilakukan nabi Nuh dengan kaum kafir pada umumnya bertema pada jalan kebenaran.
 
"Wahai Nuh, dapatkah kau membuktikan jika kamu adalah utusan Tuhan untuk meluruskan jalan kami, Sedangkan kamu sendiri sebenarnya dari rakyat biasa, "kata pemimpin kaum kafir.
 
"Wahai kaumku, sebenarnya aku adalah utusan Tuhan. Aku adalah orang yang akan memberi jalan kebenaran. Karena aku merupakan petunjuk bagi kalian,"kata nabi Nuh dengan suara lemah namun meyakinkan. Kemudian beliau meneruskan perkataan. Bagaimana pendapatmu mengenai diriku seandainya aku dapat membuktikan kenabianku pada kalian. Maukah kalian mengikuti dalam ajaranku,"kata nabi Nuh.
 
Setelah ucapannya selesai, terdengarlah suara-suara yang nadanya ragu-ragu dengan ucapan nabi Nuh tadi. Ada yang membenarkan dan ada pula yang tidak menghiraukan ucapannya.
 
"Apa buktinya sehingga kamu berani mengaku pesuruh Tuhan," tanya kaum kafir hampir bersamaan.
 
"Sadarkah kalian, dari mana sebenarnya asal kalian sehingga kini menyombongkan diri, "kata nabi Nuh
Mereka tidak ada yang mampu menjawab pertanyaan nabi Nuh. Setelah menunggu jawaban hingga beberapa lama tidak ada sahutan, maka nabi Nuh meneruskan ucapannya :
 
" Ternyata kalian tidak lebih dari seekor binatang yang tidak berakal dan berotak. Sebab asal-usul kalian saja tidak mengetahui. Mengapa kalian menyombongkan diri dan menyumbat telinga jika aku berkata yang sebenarnya, "kata nabi Nuh dengan lantang. Perkataan ini membuat beberapa orang kafir menjadi ragu.
 
Mereka berkata: "Tunjukkan padaku bukti Tuhan yang telah kamu agungkan mengenai asal-usul kami, "kata mereka hampir serentak.
 
"Sebenarnya kalian dan aku diciptakan dari setetes air mani. Kemudian Allah yang aku sembah menyempurnakan sehingga membentuk segumpal daging. Setelah itu Allah memasukkan ruh ke dalamnya, sehingga menjadi manusia seperti kita, "jawab nabi Nuh dengan penuh keyakinan. Setelah mendengar ucapan nabi Nuh, mereka termenung dan terdiam pertanda berfikir. Di saat demikian nabi Nuh menambahkan perkataannya.
 
" Mengapa kalian tidak berfikir dari dulu mengenai bukti kebesaran Tuhan, "kata nabi Nuh.
Dari sekian banyak kaum yang sudah ingkar tampaknya mulai terpengaruh dengan ucapan nabi Nuh. Melihat gelagat seperti itu pemimpin kaum kafir segera menanyakan yang tujuannya memojokkan nabi Nuh.
 
"Hai Nuh, janganlah kamu menggurui kami. Kami masih tidak percaya dengan semua ocehanmu, "kata pemimpin kaum kafir dengan sinis. Meskipun demikian nabi Nuh melayani dan menjawab pertanyaannya dengan kata-kata yang meyakinkan. Kemudian nabi Nuh membacakan satu dua ayat Al Qur'an, yaitu:
 
Surat Nuh ayat 13-14
 
Artinya: “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Pada Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”. (Nuh: 13-14)
 
"Apakah artinya perkataanmu itu hai Nuh, janganlah kau mencoba untuk mempengaruhi kami, "kata pemimpin yang tidak mau kalah dengan jawaban nabi Nuh. Kemudian nabi Nuh menjelaskan mengenai ayat di atas.
 
"Sesungguhnya Tuhan Allah telah menjadikan manusia dari suatu saripati yaitu tanah. Kemudian Allah jadikan saripati itu air mani yang disimpan dalam rahim. Bukankah kalian menyadari keberadaan kalian, "jawab nabi Nuh.
 
Meskipun mendapat penjelasan dari nabi Nuh mengenai kebesaran dan kekuasaan Tuhan serta asal usul kejadian manusia mereka tampaknya belum puas. Maksud dari pemimpin kaum kafir itu ialah untuk menjatuhkan dan mempermalukan nabi Nuh di depan khalayak ramai. Namun maksud itu tidak akan tercapai sebab nabi Nuh selalu dalam bimbingan Allah. Dengan mudah beliau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kaum maupun pemimpin kafir.
 
" Seharusnya kalian malu dengan kesombongan yang telah kalian lakukan. Bukankah kau hidup karena dihidupkan oleh Allah, dan tidak dihidupkan oleh berhala-berhala yang kau sembah itu, "kata nabi Nuh.
 
Karena tuhan yang disembahnya dihina oleh nabi Nuh maka pemimpin dan kaumnya tidak lagi mengadakan perdebatan. Hal ini disebabkan rasa malu yang tidak dapat menjawab pertanyaan nabi Nuh. Di dalam hati pemimpin dan kaumnya sebenarnya sudah mengakui kebenaran nabi Nuh. Namun mereka malu untuk mengakuinya, sebab selama ini tidak menghiraukan bahkan selalu menghina.
 
" Wahai kaumku, marilah kita bubar, janganlah kau hiraukan ocehan Nuh yang gila itu, "ajak pemimpin kaum kafir, sehingga perkumpulan itu pun bubar satu persatu. Yang tinggal hanyalah nabi Nuh dan beberapa orang pengikutnya saja.
 
Anggapan kaum kafir pada nabi Nuh ini diterangkan dalam Al Qur'an surat Al Mu'minun ayat 25.
 
Surat Al Mu'minun ayat 25
 
Artinya : " la tidak lain hanyalah laki-laki yang berpenyakit gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya hingga suatu waktu". (Al Mu'minun: 25)
 
2. Allah Mendatangkan Siksa Bagi Kaum Nuh
Setelah nabi Nuh berdakwah dengan tujuan untuk membangun akhlak umatnya yang sudah rusak tidak dihiraukan, maka semua yang dialaminya diadukan kepada Allah. Pengaduan ini bersifat untuk membuka hati kaumnya. Namun semua usaha yang dilakukannya tidak pemah mendapat tanggapan yang bark dari masyarakat.
 
Hanya beberapa orang saja yang mau mengikuti ajarannya. Hal ini disebabkan mata hati mereka telah terlutup dengan kenikmatan dunia yang telah diberikan oleh Allah. Sehingga semua harta yang didapatnya sudah menunggangi kehidupan sehari-hari. Akhirnya ajakan nabi Nuh untuk berbuat kebajikan dan meninggalkan larangan Allah tidak dapat diterima. Mereka beranggapan jika masuk ke dalam ajaran nabi Nuh maka derajatnya akan turun.
 
" Saudara-saudaraku, kembalilah kalian pada jalan Allah. Sebab hanya Dia yang dapat memberi kenikmatan hidupmu sehingga kalian tidak kekurangan apa pun, "kata nabi Nuh disela-sela masyarakat pada suatu perkumpulan.
 
" Aku mau masuk ke dalam ajaranmu asalkan semua fakir miskin yang telah beriman kepadamu kau usir terlebih dahulu, "kata umat nabi Nuh, yang tentu saja membuat hati nabi Nuh tersinggung.
 
" Aku tidak akan mengusir mereka, meskipun dia miskin dan lemah. Sebab orang yang tinggi derajatnya bukan karena hartanya, namun karena akhlak dan budi pekertinya, "kata nabi Nuh membela kaumnya yang sudah masuk dalam ajarannya.
 
" Mana mungkin orang yang lemah mendapatkan derajat yang tinggi, bukankah kau melihat bahwa harta adalah raja segalanya. Sebab dengan harta semua keinginan dapat terpenuhi dan derajatpun dapat dibeli,
"pemimpin kaum kafir membantah. Sebab perkataan nabi Nuh dirasakan cambuk yang dapat memalukan di depan kaumnya. Kemudian ia berkata dengan lantang dan menudingkan telunjuknya pada nabi Nuh :
 
" Hai Nuh, jika kamu ingin harta, maka karni tidak keberatan memberimu separuh kekayaan yang ada pada kami. Namun kamu harus menghentikan ocehanmu, "kata pemimpin kaum kafir. Di kira nabi Nuh akan goyah dengan ucapan tadi.
 
" Sesungguhnya aku berdakwah untuk keselamatan kalian dan tidak mengharapkan imbalan apapun dari kalian. Sebab Al­lah akan memberi imbalan sendiri buat diriku, "kata nabi Nuh dengan tenang.
 
" Hai Nuh, mengapa kau tidak menerima tawaranku. Sedangkan dirimu tidak lebih dari kehidupan kami, "kata pemimpin kaum yang tidak mau mengalah. Kemudian semua pengikut kaum kafir menertawakan nabi Nuh dan mengejek, mengatakan bahwa beliau telah sinting. Mereka juga meludahi muka nabi Nuh lalu pergi begitu saja.
 
Setelah dirasakan umatnya tidak mau diajak pada jalan kebenaran, maka nabi Nuh mengadukan nasibnya kepada Allah seperti yang telah diterangkan dalam Al Qur'an surat Al Mu'minun ayat 26 :
 
Surat Al Mu'minun ayat 26
 
Artinya : " Nuh berdoa : Ya Tuhanku, tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku". (Al Mu'minun : 26)
 
Pertolongan yang diminta oleh nabi Nuh kepada Allah kali ini bukan untuk membuka hati kaumnya. Sebab beliau menganggap kaumnya tidak akan mendengarkan lagi dakwah dan seruannya. Pertolongan yang diminta nabi Nuh kepada Allah ialah untuk membinasakan kaumnya.
 
Setelah nabi berdoa, maka Allah menurunkan wahyu-Nya seperti yahg telah diterangkan dalam Al Qur'an surat Al Mu'minun ayat 27.
Surat Al Mu'minun ayat 27
 
Artinya: " Lalu Kami wahyukan kepadanya : "Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tannur memancarkan air. maka naikkanlah ke dalam bahtera sepasang dan tiap-tiap (jenis), dan juga keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan jangan bicara dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka akan ditenggelamkan". (Al Mu'minun : 27)
 
Setelah mendapat wahyu seperti itu, maka nabi Nuh dan pengikutnya mulai membuat bahtera (kapal) yang diajari dan dibimbing oleh malaikat. Selain itu nabi Nuh juga tetap berdakwah dengan harapan kaumnya mau mengikuti ajarannya. Namun apa yang didapatkannya. Mereka malah menghina habis-habisan pada nabi
Nuh dan mengatakan bahwa nabi Nuh telah gila.
 
" Lihat kawan-kawan. Nabi Nuh telah berubah akalnya dan rupanya ia pandai bertukang. Namun dimanakah ia akan berlayar,


…….Untuk melanjutkan membaca silahkan kunjungi “ Kisah Nabi Nuh AS bag. Ketiga

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Kisah Nabi Nuh AS bag. Kedua