Kisah Nabi Luth AS bag. Pertama

Kisah, cerita, dan Sejarah Nabi Luth AS - Nabi Luth adalah putra Harun saudara laki-laki nabi Ibrahim AS. Dengan demikian ia masih ada ikatan persaudaraan dengan nabi Ibrahim. Ketika nabi Ibrahim mengembangkan dakwahnya, nabi Luth selalu membenarkan kenabiannya. Boleh dikatakan kemana nabi Ibrahim berdakwa selalu didampingi nabi Luth. 

Nabi Luth diutus Allah untuk membenahi akhlak masyarakat yang tinggal di daerah Palestina sebelah timur. Sedangkan nabi Ibrahim di utus Allah membenahi akhlak masyarakat di daerah Palestina bagian barat.
Daerah yang menjadi sasaran dakwahnya ialah Sadum (Sodom). Di daerah ini nabi Luth berkumpul dengan penduduk setempat. Di daerah Sadum, masyarakatnya memiliki akhlak yang sudah bejat. Mereka lebih senang kawin dengan sesama jenisnya. Laki-laki kawin dengan laki-laki (Homo). Mereka tidak menghiraukan ajaran nabi Luth yang benar. Sebab pada ajarannya tidak boleh mengawini sesama jenis. Dan tentu saja hal ini bertentangan dengan kemauan penduduk setempat. 

Pengutusan nabi Luth pada penduduk Sadum telah diabadikan dalam Al Qur'an surat Al A'rof ayat 80 yang berbunyi: 

surat Al A'rof ayat 80
surat Al A'rof ayat 80

Artinya: Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala Luth berkata pada kaumnya : "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fasiyah yang belum pemah dikerjakan seorangpun (didunia) sebelum kamu". (Al A'rof: 80)
 
Perbuatan fasiyah yang dimaksudkan di atas ialah perbuatan yang menyenangi sejenisnya. Kaum laki-laki senang dengan laki-laki. Dengan adanya kesenangan tersendiri ini maka pelampiasan nafsu hewaninya tertuju pada kaum laki-laki juga. 

Kaum Sadum juga tidak mau mendengarkan nasehat yang bersifat memperbaiki akhlaknya. Jika mereka ditakut-takuti akan suatu azab, mereka malah menentangnya. Karena keadaan inilah sehingga mereka tidak menyukai jika mempunyai anak perempuan. Sebab gadis pada waktu itu tidak ada yang mau menikahinya.
Kaum Sadum tidak lagi menyembah pada Allah melainkan pada benda mati. Dan mereka juga tidak menghormati tamu yang bertandang kerumahnya. Boleh dikatakan penduduk Sadum sudah terjerumus dalam lembah kenistaan dan kehinaan. Karena perbuatan yang maksiat-maksiat, sehingga ketentraman antar penduduk tidak aman. Sebab hal ini tidak dimiliki oleh kaum Sadum. Mereka tidak memiliki rasa kedamaian antar satu dengan lainnya. Tidak ada rasa-persaudaraan di antara mereka. 

1. Dakwah Nabi Luth Kepada Kaumnya
Melihat segala perbuatan yang dilakukan kaumnya menjurus pada kemaksiatan maka nabi Luth tidak segan-segan memberi peringatan pada mereka. Hal ini karena ia sudah tidak tahan lagi terhadap penglihatannya. 

Gebrakan dakwah pertamanya ialah masalah penyembahan yang dilakukan kaum Sadum. Mereka tidak menyembah Allah namun pada berhala seperti kaum yang telah dibinasakan Allah sebelumnya. Melihat hal demikian maka nabi Luth memberi pengarahan agar semua penduduk Sadum segera meninggalkan berhala itu dan menyembah Allah. 

Pada suatu ketika nabi Luth dengan terang-terangan menentang penyembahan itu. Katanya: Wahai saudaraku, apakah tidak lebih baik menyembah Allah yang telah kusembah. Sebab la dapat menolong kalian dari segala kesulitan jika kalian mau memintanya ! "kata nabi Luth di tengah-tengah masyarakat yang kebetulan sudah selesai melakukan upacara penyembahan. 

" Nenek moyang kita tidak pernah menyembah patung batu itu. Hanya kalian saja yang tidak mengetahui dan menyerap ilmu kebenaran dari mereka, "jawab nabi Luth dengan tegas. Mendengar ucapan itu akhirnya kaum Sadum bubar begitu saja tanpa menjawab sepatah kata. 

Nabi Luth hanya dapat mengurut dada, sebab kaumnya tidak mau lagi mendengarkan nasehatnya. Meskipun demikian nabi Luth tetap meminta pada Allah agar dibukakan pintu hati mereka sehingga dapat menerima ajaran yang dibawanya. Memang untuk mengubah sesuatu yang telah menjadi tradisi tidaklah mudah, memerlukan kesabaran tersendiri. 

Setelah orang-orang itu tiba di rumahnya masing-masing segera menutup pintu agar tidak melihat nabi Luth. Hal ini disebabkan oleh geramnya mereka pada nabi Luth yang telah menghina sesembahan mereka.

Mereka tidak menghargai nasehat nabi Luth. Bahkan mereka mengejeknya sebab nasehat yang disampaikan oleh nabi Luth sudah bertentangan dengan tradisi lama. Secara tidak langsung nabi Luth dikucilkan dari masyarakat Sadum. Sebab mereka tidak mau melihat bahkan berbicara dengannya. 

Suatu hari nabi Luth membuka kenabiannya di tengah-tengah masyarakat yang telah menyimpang dari ajaran kebenaran itu : "Sesungguhnya aku adalah Rasul yang membawa kebenaran dan aku diutus oleh Tuhanku untuk membenahi akhlak kalian yang sudah menyimpang dari ajaran kebenaran, "teriak nabi Luth di tengah-tengah orang banyak. Orang-orang yang kebetulan lewat tidak menghiraukan sama sekali. Mereka berkata pada temannya: 
" Lihatlah, Luth sudah tidak waras lagi. la berteriak-teriak di jalanan. Mungkin ia sakit hati karena telah dikucilkan teman-temannya, "kata orang-orang itu yang menganggap nabi Luth sudah gila. Padahal hatinya mau mengikuti ajarannya 

Sesungguhnya umat nabi Luth mempunyai akal yang cerdas, namun sudah diperbudak oleh hawa nafsu, sehingga semua nasehat yang bersifat menyelamatkannya tidak digubrisnya. Hanya beberapa orang saja yang mau mengikuti ajarannya. 

Mereka juga menyadari bahwa kelakuannya sebenarnya sudah salah, namun mereka tetap tidak mau meninggalkannya juga. Bukan itu saja, mereka senang merampok kafilah yang kebetulan lewat jalan sepi. Mereka tidak segan-segan membunuh kafilah itu. Hal inilah yang membuat nabi Luth mencoba menyadarkan mereka. Tetapi mereka tidak mau mendengarnya sama sekali. 

Kaum nabi Luth tidak mempercayai keberadaannya sebagai nabi. Hal ini sudah diceritakan Al Qur'an surat Asy-Syu'aro ayat 160: 

surat Asy-Syu'aro ayat 160

Artinya: Kaum Luth telah mendustakan Rasul-rasul. (Asy Syu'aro : 160)
 
Karena mereka tidak mau mengakui kenabian Nabi Luth . seperti yang telah diterangkan di atas berarti kaum tersebut durhaka kepada Allah. Sehingga seruan nabi Luth dianggap hanya angin lalu saja. Mereka berupaya untuk berbuat kemaksiatan sebanyak mungkin, agar nabi Luth meninggalkan perkampungan-nya Namun usaha itu tidak pernah terlaksana sebab nabi Luth telah ditetapkan Allah untuk membenahi akhlak kaumnya. 

" Wahai saudaraku, bertakwalah kalian kepada Allah Tuhanku agar tidak mendapat azab dari-Nya, "ujar nabi Luth yang belum putus asa untuk berdakwah. Namun apa jawaban mereka. Mereka berkata : "Wahai Luth, mungkin kamu meminta upah dari kami sehingga berbuat demikian. Jika memang hal itu yang kau inginkan, maka kami akan memberimu upah dan hentikan ocehanmu ! "kata mereka yang menganggap ucapan nabi Luth hanya mengada-ada saja 


…….Untuk melanjutkan membaca silahkan kunjungi “ Kisah Nabi Luth AS bag. Kedua

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Kisah Nabi Luth AS bag. Pertama