Kisah, cerita, dan Sejarah Nabi Ismail AS - Setelah puas menetek ibunya. Ismail yang masih kecil terdiam dan tertidur. Rasa dahaga yang telah hilang membuatnya tertidur pulas. Kini rasa dahaga itu menyerang sang ibu. Setelah membaringkan bayinya, Siti Hajar berusaha mencari sumber air untuk melenyapkan rasa dahaganya. la memandang ke bukit yang agak jauh dari tendanya. Tampak disana warna hijau seperti air. Sambil berlari ia menuju bukit itu. Namun sesampainya disana ia tidak menemukan air sedikitpun. Kemudian Siti Hajar menoleh ke belakang dan matanya tertuju pada sebuah tempat lain yang tampak biru seperti air. la menuju tempat yang dilihatnya, Namun yang dijumpainya itu bukalah air. Hanya penglihatannya saja yang diliputi fatamorgana.
Setelah mencari air ke sana kemari tidak ditemukan akhirnya Siti Hajar kembali ke perkemahannya. la mendapatkan nabi Ismail menangis sejadi-jadinya. Siti Hajar segera menyusui kembali namun air susunya sudah tidak lagi sederas sebelumnya. Meskipun demikian nabi Ismail terdiam dan tertidur pulas lagi. Setelah menidurkannya kembali, Siti Hajar berusaha mencari air lagi. Seperti semula ia berlari menuju tempat yang satu ke tempat yang lain. Hingga ia berlari-lari kesana kemari sebanyak tujuh kali, sementera dahaga semakin menggigit tenggorokannya. Akhirnya ia kembali ke perkemahannya dan mendapatkan nabi Ismail menangis. la hanya berdoa pada Allah disela-sela tangisnya.
" Ya Allah yang Maha Mendengar dan Mengetahui. Tolonglah hambamu yang lemah ini. Kami tidak tahan dengan ujian yang berat ini, "kata Siti Hajar sambil menyusui anaknya. Namun air susu itu sudah tidak keluar lagi. Kemudian ia membaringkan Ismail disisinya dan terus berdoa. Ismail yang masih bayi itu menangis semakin keras dan menghentak-hentakkan kakinya ke tanah.
Sungguh Allah Maha Mendengar dan menolong hamba-Nya yang berada dalam kesusahan. Dengan kekuasaan-Nya maka tanah yang dihentak-hentakkan oleh kaki nabi Ismail tiba-tiba memancarkan air yang sejuk dan jernih. Ketika itu Siti Hajar belum mengetahui sumber air yang ada didekatnya karena sangat khusuknya berdoa. Setelah merasakan pakaiannya basah barulah tersadar. Begitu melihat air yang memancar dari tanah bekas hentakan kaki Ismail segera bersujud.
" Ya, Allah Engkau telah Mendengarkan dan menolong kami, Alhamdulillah ya Allah, "katanya sambil mengangkat tangannya ke atas. Kemudian ia menggerak-gerakkan tangannya untuk mengumpulkan air yang meluap. Dengan segera ia berkata :
" Zam-Zam" yang artinya kumpullah ! "Air itupun berkumpul sehingga tidak meluap lagi. Dengan segera ia mengambil dengan telapak tangan untuk dituangkan ke mulut anaknya. la sendiri meminumnya sepuas-puasnya.
Air yang memancarkan di tengah gurun pasir itu tidak habis-habisnya, namun setelah Siti Hajar menyuruh air itu berkumpul, maka dengan kekuasaan Allah airpun berkumpul. Hingga kini sumur itu masih ada dan menjadi bukti kekuasaan Allah dan kebesaran Allah. Orang menyebutnya dengan nama sumur "Zam-Zam".
Adanya sumur air yang memancar terus menerus tanpa berhenti itu membuat burung-burung mengitari di atas tenda Siti Hajar. Semakin lama semakin banyak burung-burung itu. Sudah menjadi tanda bagi kafilah-kafilah yang berdagang dan melewati padang pasir jika ada burung yang banyak mengitari suatu tempat pasti ada sumber air dibawahnya.
Melihat hal yang demikian itu sehingga berbondong-bondonglah kafilah menuju ke tempat tersebut. Setelah tiba disana betapa terkejutnya ketika sumber air yang memancarkan ternyata milik seorang wanita dengan anaknya yang masih bayi.
Para kafilah yang butuh air itu meminta izin agar diperbolehkan mengambilnya. Siti. Hajar dengan senang hati mempersilahkan para kafilah meminum sepuas-puasnya.
" Wahai, mengapa engkau ada ditengah-tengah padang pasir yang panas dan lengang ini sendirian ? "tanya mereka sambil melepaskan lelah.
" Saya adalah isteri seorang pesuruh Allah yang bernama Ibrahim. Dan ini merupakan ujian dari Allah. Seberat apapun pasti akan kami terima dengan lapang dada. Sebab ujian tersebut merupakan kenikmatan bagi kami, "jawab Siti Hajar dengan jujur. Karena para kafilah merasa iba melihat bayi yang digendongnya, maka mereka memberi roti sebagai imbalan karena diperbolehkan meminta airnya.
" Suami saya saat ini sedang pergi ke negeri Syam untuk menemui isteri tertuanya. Dan saya adalah isteri keduanya, "kata Siti Hajar sembari menerima roti.
Karena merasa kasihan melihat Siti Hajar hanya berdua dengan anaknya yang masih bayi, akhirnya mereka mendirikan tenda disitu. Mungkin juga karena ditempat itu ada sumber air yang tidak lain adalah sumur Zam-Zam.
Kian lama semakin banyak tenda-tenda yang didirikan. Dalam waktu yang relatif singkat di tempat itu telah berubah menjadi suatu perkampungan.
Perkampungan itu diberi nama Makkah. Karena pada perkampungan itu terletak sumber air, maka menjadi lintasan utama bagi para kafilah. Meskipun para kafilah telah membuat rumah di dusun kecil itu, mereka tetap melakukan aktivitasnya yaitu pedagang.
Sejalan dengan perkembangan jaman, maka Ismail pun bertambah dewasa. Orang-orang kampung itu memilihnya untuk jadi pemimpinya. Sebab hal ini ditilik jasa ibunya yang telah mengijinkan meminum air dan bertempat tinggal di daerah itu.
Meskipun usianya yang masih bocah, Ismail memiliki karakter dan kepribadian yang dapat dijadikan contoh bagi penduduknya. Semua yang dikatakan nabi Ismail selalu dituruti.
Setelah lama berada di negeri Syam, akhirnya nabi Ibrahim kembali mendatangi isteri dan anaknya yang telah lama ditinggalkannya ditengah-tengah ganasnya padang pasir. Setelah meminta izin pada Siti Sarah akhirnya ia pergi meninggalkan negeri Syam. Berhari-hari nabi Ibrahim berjalan di atas pasir yang panas. Namun hal ini tidak menjadikannya putus asa. Sebab ia membayangkan Ismail sudah tumbuh dewasa.
Betapa terkejutnya nabi Ibrahim ketika memasuki dusun yang terpencil. la mengingat-ingat bahwa dulu pernah ditinggalkannya seorang wanita dan anaknya. Dalam hatinya menyebutkan bahwa daerah itu adalah tempat nabi Ismail dan Siti Hajar ditinggal, mengapa kini menjadi suatu dusun yang ramai.
Dengan memberanikan diri nabi Ibrahim memasuki dusun tersebut dan bertanya pada salah satu penduduk yang dijumpainya.
" Wahai saudaraku, saya ingin bertanya sesuatu, apakah nama dusun ini, "tanya nabi Ibrahim kepada penduduk itu. Orang itu menjawab : "Dusun ini bernama Makkah. Dan tuan tentunya bukan penduduk sini ? "kata orang itu kepada Ibrahim.
" Adakah sesuatu yang bisa saya bantu, "kata orang itu menambahkan dan sekaligus menawarkan jasa. Nabi Ibrahim merenung sesaat. Kemudian katanya : "Saya dari negeri Syam yang jauh tempatnya. Dan saya kesini mencari isteri dan anak saya. Mereka kutinggalkan beberapa tahun yang lalu. Ketika itu keadaan masih sepi dan hanya mereka yang berada ditengah-tengah padang pasir ini. Menurut naluri saya, ditempat inilah mereka kutinggalkan, "kata nabi Ibrahim menjelaskan dan menyebutkan nama anak dan isterinya.
Orang itu sangat terkejut begitu mendengar nama anak dan isteri nabi Ibrahim. Kemudian katanya : "Mereka merupakan panutan bagi kami. Merekalah yang memiliki kampung ini. Mari saya tunjukkan rumahnya ! "kata orang itu dan mengajak nabi Ibrahim ke rumah Siti Hajar.
Pertemuan yang mengharukan itu akhirnya terjadi. Nabi Ibrahim tercengang begitu melihat anaknya. Begitu pula dengan Ismail, la hanya terdiam sambil melihat wajah nabi Ibrahim. Yang ia dengar selama ini mengenai ayahnya hanya dari cerita ibunya belaka. Kini mereka sudah dipertemukan kembali.
" Wahat Ismail anakku, benarkah kau ini Ismail yang telah kutinggalkan bersama ibumu dahulu, "kata nabi Ibrahim kepada anaknya. Kemudian nabi Ismail menoleh pada ibunya seakan bertanya, apakah benar yang dihadapannya itu ayahnya. Ibunya yang tahu dari sinar mata nabi Ismail menganggukkan kepalanya. Dengan segera Ismail menubruk ayahnya sambil merangkulnya.
" Ismail, maafkan ayah yang telah meninggalkan kalian terlalu lama. Hal itu bukan kemauanku namun aku diberi wahyu Allah untuk menyebarkan dakwahku di negeri Syam, "kata nabi Ibrahim. Nabi Ismail meskipun masih bocah namun berpikir dewasa. la memaklumi keadaan ayahnya.
Doa nabi Ibrahim ketika meninggalkan isteri dan anaknya dikabulkan Allah. Sebab kenyataannya kini padang pasir yang lengang dan ngeri itu sudah menjadi suatu perkampungan ramai. Di sana banyak penduduk yang memelihara ternak mulai dari onta sampai kambing gibas.
Adapun doa nabi Ibrahim ketika itu telah diabadikan dalam Al Qur'an surat Ibrahim ayat 37 sampai 38 :
Artinya : " Ya Tuhan kami, sesungguhnya kau telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman di dekat Rujah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka dapat bersyukur. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan dan tidak ada satupun yang tersembunyi bagi Allah, baikyang ada di bumi maupun yang ada di langit". (Ibrahim 37 - 38)
3. Wahyu Untuk Menyembelih Ismail
Suatu malam nabi Ibrahim bermimpi disuruh Allah.untuk menyembelih anaknya. Begitu terbangun, beliau duduk termenung sebab belum puas untuk menikmati hidupnya bersama anaknya, tiba-tiba Allah menyuruh untuk menyembelih Ismail.
Dilain ia tidak tega, namun hatinya mengatakan bahwa mimpi itu adalah wahyu Allah yang harus dilaksanakan. Perang batin ini berlangsung hingga lama, namun ia tetap memutuskan untuk menuruti wahyu Allah. Kemudian didatanginya Ismail yang kala itu masih bocah dan sedang bermain dengan kawan sebayanya.
" Ismail anakku, aku mendapat wahyu dari Allah Tuhan kita untuk menguji kesabaranku dan kesabaranmu, "kata nabi Ibrahim sambil membelai anaknya. Nabi Ibrahim sebenarnya tidak sampai hati mengatakan maksudnya kepada anaknya. Namun demi wahyu Allah ia harus mengatakannya juga. Nabi Ismail yang tidak mengerti kata-kata ayahnya lalu menanyakan.
" Wahai ayah, apa yang kau maksudkan dengan perkataanmu itu. Terangkan kepadaku, "kata Ismail yang masih belum mengerti arah tujuan pembicaraan ayahnya. Dengan menghela napas, nabi Ibrahim menjawab. "Anakku, sesungguhnya aku telah disuruh Allah untuk menyembelih kamu. Tentu hal ini sangat berat bagi kita. Namun mimpi itu merupakan wahyu, aku harus melaksanakannya juga, "kata nabi Ibrahim menerangkan ikhwal mimpinya.
" Jika memang itu kehendak Allah, maka kita harus menerimanya dengan rela hati, meskipun menyakitkan, "jawab Ismail.
Kemudian mereka berdua pulang kerumahnya. Nabi Ibrahim menyatakan maksudnya pada Siti Hajar. Semula Siti Hajar terkejut dengan ucapan nabi Ibrahim. Sebab anak satu-satunya harus direlakan untuk qurban sebagaimana dalam mimpi suaminya.
" Dinda, sesungguhnya akupun tak rela jika anak kita harus mati sebagai qurban. Namun apa boleh buat semua itu sudah diwahyukan Allah kepadaku. Bukan tidak mungkin Allah sedang menguji kesabaran kita, "kata nabi Ibrahim menjelaskan pada
…….Untuk melanjutkan membaca silahkan kunjungi “ Kisah Nabi Ismail AS bag. Ketiga ”