Kisah Nabi Ibrahim AS bag. Keenam

Kisah, cerita, dan Sejarah Nabi Ibrahim AS - Di negeri Palestina, nabi Ibrahim tinggal cukup lama. Hal ini disebabkan dakwahnya belum selesai sampai disitu. Sebagian masyarakat ada juga yang tidak mengakui kenabiannya dan ada pula yang mengikuti ajarannya. Di antara orang-orang yang menentang, ini tidak percaya dengan bukti kenabiannya berupa mukjizat. Mereka menganggapnya sebagai sihir belaka.

Karena masih banyak masyarakat yang tidak mau mengikuti ajarannya, maka nabi Ibrahim mengadukan semua yang dialami pada Allah. Akhirnya negeri Palestina di landa musim kemarau panjang, sehingga semua tanaman dan ternak banyak yang mati. Tidak mustahil segala penyakit mudah menyerang sehingga banyak orang yang tewas akibat kekufurannya.

Di saat-saat demikian, nabi Ibrahim masih mengajak semua masyarakat untuk meminta ampun dan menyembah pada Allah. Namun orang-orang itu tidak menghiraukan sama sekali. Sebab mereka menganggap bahwa semua bencana itu datangnya dari Nabi Ibrahim.

Karena sulitnya perekonomian sebagian masyarakat dan adanya kemarau yang mengancam negeri itu, akhirnya nabi Ibrahim memutuskan pindah ke negeri lain. Negeri yang dimaksudkan kali ini adalah Mesir. Maka berangkatlah bersama isteri dan semua pengikutnya.

Setelah kepergian nabi Ibrahim, maka kemarau kian meningkat. Panas matahari sudah tidak bersahabat lagi, sehingga semua sumber air yang ada menjadi kering. Warga setempat mengalami kesulitan untuk mencari minum.

Seperti yang sudah pernah dilakukannya, maka nabi Ibrahim masih melakukan dakwahnya pada tempat yang disinggahi.

Mengenai perpindahan ini, nabi Luth selalu membenarkan kenabiannya sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur'an surat Al Ankabut ayat 26 :

Surat Al Ankanbut ayat 26

Artinya:
Maka Luth membenarkan kenabiannya dan berkatalah Ibrahim : "Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku). Sesungguhnya Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al Ankabut: 26)

12. Nabi Ibrahim Berbohong Demi Keselamatan
Negeri Mesir dipimpin oleh seorang raja yang sangat dzolim. Raja itu sangat bejat akhlaknya, rusak tabiatnya, tamak dan melakukan kekejaman demi mendapatkan kemauannya. Nabi Ibrahim masuk ke negeri itu dengan rasa yang aman meskipun para pengikutnya merasa sewaktu-waktu terancam keselamatannya. Hal ini disebabkan oleh petunjuk Allah, sehingga nabi Ibrahim dapat terhindar dari segala kesulitan.
Ketika raja mengetahui paras Sarah yang jelita, terikatlah hatinya. Dengan mudah iblis merasuki hatinya sehingga ia berusaha untuk mendapatkan Sarah (Istri Ibrahim) dengan segala cara.

Raja itu tidak perduli terhadap istri orang. Jika perempuan yang diincarnya sudah bersuami, maka suaminya dibunuh. Jika masih bujangan maka ia akan memaksa memintanya pada orang tua gadis itu. la hanya menuruti nafsu duniawi saja.

Begitu pula ketika melihat istri nabi Ibrahim (Sarah), maka timbul pikiran jahatnya. la memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan Sarah. Akhirnya Ibrahim dan Sarah dipanggil ke istana.

" Benarkah kau yang bernama Ibrahim ? "tanya raja itu pada nabi Ibrahim. Ibrahim hanya menganggukan kepala. Diam-diam ia berpikir, bagaimana menghadapi raja ini jika menanyakan tentang identitas Sarah.

"Apakah perempuan ini istrimu ? "tanya raja ingin tahu. Di dalam hati, nabi Ibrahim membenarkan ucapan raja itu, namun ia menjawab tidak

" Apakah wanita ini saudaramu ? "tanya raja. Kemudian nabi Ibrahim menjawab dengan kebohongan pula. la menjawab bahwa wanita ini memang saudaranya. Mendengar jawaban dari nabi Ibrahim maka suka citalah raja Mesir itu. Sebab apa yang diinginkan suda terkabul.

Karena perbohongan itulah akhirnya nabi Ibrahim diperbolehkan tinggal dalam istana. Sedangkan istrinya tidur di lain kamar. la tidur dengan raja Mesir itu, untuk dijadikan pemuas nafsunya. Meskipun demikian Allah tetap menjaga kesuciannya, sehingga raja yang tamak dan kejam itu tidak pernah mendapatkan keinginannya. Sebab setiap ia masuk ke kamar Sarah, raja itu merasakan ada kelainan. Mengapa tidak, semua ini karena kehendak Allah. Oleh karena itu raja merasakan kantuk yang tidak dapat ditahankan.

Hal yang demikian ini berlangsung sampai lama. Dan nabi Ibrahim banyak memperoleh harta dari raja Mesir. Sehingga ia tidak bakal kekurangan hidupnya jika Allah telah mengembalikan Sarah kepadanya. Nabi Ibrahim telah membeli tanah untuk dijadikan ladang yang luas.

Hingga suatu malam nabi Ibrahim berdoa pada Tuhannya untuk mengembalikan isterinya, dan tidak mencedari dirinya. Al­lah mengabulkan permintaannya. Raja Mesir yang tidur sekamar dengan Sarah bermimpi dikejar binatang buas. Kemudian ia ditolong oleh Ibrahim.

Pada keesokan hari dipanggilah ahli nujum-ahli nujum yang selalu mendampingi pekerjaannya. Raja Mesir menanyakan hal ikhwal mimpi itu. Katanya : Wahai para nujum, sesungguhnya tadi malam aku bermimpi dikejar oleh binatang buas yang mengerikan. Ketika hendak diterkamnya lalu datanglah Ibrahim menolong diriku. Bagaimana dengan ramalan kalian ? "tanya raja Mesir pada para ahli nujum.

Salah satu ahli nujum pun menjawab bahwa binatang buas itu tidak lain ialah wanita yang selalu tidur bersamanya. Dan wanita itu sebenarnya sudah bersuami. Ketika raja itu tidur di dalam kamarnya maka hatinya (perasaannya) itulah yang mengejar dalam mimpi dengan menjelma binatang buas.

" Apa yang harus kulakukan ? "tanya raja Mesir dengan pucat. Lalu ahli nujum pun menjawab :
" Kalau menurut hamba, lebih baik baginda pulangkan pada suaminya. Sebab batinnya tidak merelakan jika kesuciannya anda rampas, "jawab ahli nujum dengan suara datar. Karena jawaban itulah akhirnya raja Mesir memanggil kembali nabi Ibrahim.

" Wahai Ibrahim, mengapakah kau mengatakan bahwa wanita itu saudaramu. Aku bermimpi bahwa wanita itu adalah isterimu. "tanya raja Mesir begitu nabi Ibrahim sudah dihadapannya. Nabi Ibrahim menjawab : "Jika hamba mengakui, bahwa Sarah isteriku niscaya paduka membunuhku. Untuk itulah aku berbohong dan mohon ampun, "jawab nabi Ibrahim mengkaui dengan jujur.

" Setelah aku bermimpi tadi malam dan mendengar perkataan para nujumku, maka kupertimbangkan sebaiknya Sarah kukembalikan kepadamu, "kata raja Mesir, kemudian memanggil beberapa orang pelayan istana.

" Tolong panggilkan Sarah dan suruh secepatnya menghadap! "perintah raja Mesir pada pelayannya. Setelah menyembah, pelayan-pelayan itu pergi. Dan kembali bersama Sarah.

" Wahai Sarah, aku minta maaf kepadamu sebab telah merenggutmu dari tangan suamimu. Dan kini kau kuperbolehkan kembali kepada Ibrahim, "kata raja Mesir dan mempersilahkan nabi Ibrahim untuk menyambut uluran tangan Sarah. Pertemuan kedua insan yang sudah lama tidak pernah bersatu itu sangat mengharukan.

Setelah kejadian itu, maka nabi Ibrahim bersama isterinya meminta diri meninggalkan istana. Raja Mesir lalu menghadiahkan seorang budak perempuan yang bernama Hajar kepada Ibrahim. Selain itu ia juga menghadiahkan beberapa kantong keping emas untuk kebutuhan nabi Ibrahim sehari-hari.

Akhirnya mereka bertiga yakni nabi Ibrahim, Sarah dan Siti Hajar meninggalkan istana. Karena lama perkawinannya tidak karuniai putra, maka Sarah menyuruh untuk mengawini pula budaknya yaitu Siti Hajar. Nabi Ibrahim menuruti perintah isterinya. Tidak lama setelah perkawinan itu, nabi Ibrahim dikaruniai seorang anak laki-laki dari rahim Siti Hajar. Betapa senang hatinya ketika melihat bayi itu. Begitu pula dengan Sarah (isteri pertamanya).

Lengkaplah sudah kebahagiaan nabi Ibrahim dengan isteri-isterinya. Nabi Ibrahim tetap melakukan dakwahnya untuk mengajak masyarakat menyembah pada Allah semua. Sedangkan bayi laki-laki yang lahir dari rahim Siti Hajar diberi nama Ismail.

13. Nabi Ibrahim Khitan
Ketika nabi Ibrahim menginjak usianya yang Sembilan puluh sembilan mendapat perintah dari Allah untuk khitan. Dengan demiktan khitan sudah dilaksanakan sejak zaman nabi Ibrahim sampai saat ini. Dan hal ini merupakan suatu keharusan bagi orang Islam. Sedangkan nabi Ismail khitan berumur 13 tahun. Dalam ilmu kedokteran juga merupakan suatu kesehatan tersendiri.

Pada dasarnya nabi Muhammad menuruskan ajaran nabi Ibrahim. Dengan sendirinya agama yang dibawa nabi-nabi adalah sama. Begitu pula yang dibawa oleh nabi Muhammad. Di dalam Al Qur’an telah ditegaskan bahwa ajaran nabi Muhammad sama (harus mengikuti) ajaran nabi Ibrahim tepatnya pada surat Ali Imron ayat 95 yang artinya :

" Turutilah agama nabi Ibrahim yang lurus". (Ali Imron : 95)

Dari ayat di atas kita menarik.kesimpulan bahwa agama yang dibawa nabi Ibrahim adalah agama yang lurus sehingga tidak heran jika Allah menyuruh nabi Muhammad untuk menurutinya. Dalam ajaran-ajaran yang dibawa nabi Ibrahim berisi kebenaran atau boleh dikatakan sama dengan ajaran agama Islam. Dalam surat An Nahl ayat 123 juga disebutkan kebenaran ajaran nabi Ibrahim yang berbunyi:

Surat An Nahl ayat 123

Artinya:
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) : "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif. Dan dia bukanlah termasuk orang yang menyekutukan Tuhan". (An Nahl: 123)

Menilik ayat di atas, maka semua ajaran agama Islam tidak menyimpang dari ajaran nabi Ibrahim. Begitu pula dengan Khitan yang telah dilakukan oleh nabi Ibrahim akhirnya diikuti oleh pengikutnya dan nabi Muhammad hingga pengikut nabi Muhammad. Hingga saat ini khitan merupakan suatu syari'at agama Islam.

14. Nabi Ibrahim Kedatangan Malaikat
Nabi Ibrahim adalah salah satu nabi yang menghormati tamunya. Beliau tidak membedakan antara tamu kaya dan tamu fakir. Karena budi pekerti itulah sehingga nabi Ibrahim disegani dan dihormati oleh kaumnya.
Nabi Ibrahim akan menghidangkan apa saja agar tamunya senang. Begitu pula dengan kedatangan tamu kali ini. la menyuruh isterinya (Sarah) untuk menjamu tamu-tamu itu dengan suatu perjamuan yang istimewa.

Setelah hidangan disiapkan, maka nabi Ibrahim mengajak menyantap bersama. Namun ketiga tamu itu tidak mau memakan dan meminumnya. Hal ini membuat nabi Ibrahim dan isterinya merasa cemas. Sebab tamu yang sudah pernah bertandang di rumahnya jika diajak makan dan minum selalu menyambutnya. Namun kali ini sang tamu tidak menyentuh hidangan itu sedikitpun.

Tampak jelas pada wajah nabi Ibrahim dan isterinya rasa takuT itu, sehingga salah satu tamu itu berkata :
" Wahai kekasih Allah, janganlah takut dan merasa cemas dengan kedatanganku. Aku tidak punya nafsu makan dan minum. Aku adalah malaikat yang diutus Allah untuk memberi khabar padamu berdua, "kata malaikat itu. Ketika mengetahui bahwa ketiga tamu yang bertandang itu jelmaan malaikat, maka nabi Ibrahim tidak merasa takut dan cemas. Begitu pula dengan isterinya


…….Untuk melanjutkan membaca silahkan kunjungi “ Kisah Nabi Ibrahim AS bag. Keenam

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Kisah Nabi Ibrahim AS bag. Keenam