Kisah Nabi Ibrahim AS bag. Kedua

Kisah, cerita, dan Sejarah Nabi Ibrahim AS - merasa ketakutan. Wanita itu tidak lain adalah orang tua nabi Ibrahim yang memikirkan cara untuk menyelamatkan bayinya jika dilahirkan. 

Di saat-saat seperti itu Allah menunjukkan jalan yaitu mereka disuruh mengungsi ke sebuah gua yang tidak jauh dari perkampungan. Bisikan itu semakin kuat menyentak dalam hati sang ibu sehingga tanpa disengaja ia meninggalkan perkampungan tengah malam. 

Setelah berada dalam gua, tidak lama kemudian ibunya melahirkan anak laki-Iaki yang gagah dan tampan. Meskipun demikian ia sangat takut. Akhirnya semua itu ia serahkan kepada Keagungan Allah semata. 

Hari demi hari sang ibu berada dalam gua. Kadang kala ayahnya (Azar) menengok dengan diam-diam sambil mengantar makanan. Ia juga merasa khawatir dengan lahirnya anak laki-Iaki itu. Meskipun demikian semua yang terjadi didalam gua dirahasiakan agar masyarakat tidak mengetahuinya. 

Tahun demi tahun mereka lalui dalam gua sehingga Ibrahim beranjak besar. Suatu hari ketika ibunya keluar gua guna mencari makanan ia pun keluar juga. la sangat takjub melihat keindahan alam di sekitarnya. Di saat demikian ia memikirkan siapa yang menciptakan dirinya, alam sekitarnya dan ayah ibunya. 

la merasa heran melihat alam sekelilingnya sebab sebelumnya tidak pernah melihat atau mendengar cerita ibunya. la bertanya-tanya dalam hati. mengapa orang tuanya menyembunyikan dirinya dalam gua dan tidak pernah menceritakannya. 

Namun rasa takjub dalam hatinya segera berakhir sebab ibunya datang dan mengajak masuk ke dalam gua kembali. Hal ini membuat Ibrahim kecil bertanya-pada ibunya. 

" Mengapa ibu tidak menceritakan sebelumnya tentang keindahan alam di luar sana ?, "tanya Ibrahim kepada ibunya begitu berada di dalam gua. Ibunya hanya menghela nafas, sepertinya ada yang disembunyikan.

" Mengapa ibu atau ayah tidak mau menceritakan keadaan sebenarnya. Dan mengapa pula aku lahir dan besar di rumah ini?, "tanya Ibrahim lagi. la menganggap gua itu adalah rumahnya. Dengan perlahan tapi pasti ibunya menerangkan kejadian yang sebenarnya.

" Sebebenarnya ibu merasa berat untuk menceritakan sesuatu kepadamu, namun suatu saat nanti kau pasti ingin mengetahui, "kata ibunya memulai menerangkan keadaan yang sebenarnya.

" Waktu itu,. ibu hamil sembilan bulan ada bencana yang menimpa anak-anak bayi di perkampungan kita. Kemudian kau kulahirkan disini dan kubesarkan hingga kini, agar terhindar dari bencana itu, "kata ibunya lebih lanjut. Nabi Ibrahim yang diberi karunia Allah tidak puas mendengar penuturan ibunya.

" Kalau aku boleh tahu, bencana apa yang menimpa anak laki-Iaki waktu itu, "tanya Ibrahim lagi.

" Bencana tersebut adalah kekejaman tuan raja, ia tidak suka terhadap bayi laki-Iaki, sehingga setiap ada bayi laki-Iaki yang lahir dibunuhnya, "kata ibunya menceritakan.

" Wahai ibunda apa yang menyebabkan raja berlaku seperti itu, "tanya nabi Ibrahim merasa belum puas. Meskipun mendapat berondongan pertanyaan dari anaknya seperti itu, ibunya tetap menceritakan kejadian yang sebenarnya. Sehingga tiada satupun kisah yang tercecer dan hal ini membuat Ibrahim puas mendengamya.

Setelah mendengar penuturan ibunya seperti itu, ia bermaksud keluar untuk mencari udara bebas. Maksudnya ialah keluar seterusnya, selain itu ia juga ingin melihat dan mengetahui perkampungannya. Namun keinginan itu tidak diizinkan ibunya, sehingga sampai beberapa tahun ia harus bersabar tinggal dalam goa.
Sejak keluar pertama kali, ia selalu merenung. Menanyakan siapa yang menciptakan langit, bumi dan air. Ia juga bertanya dalam hati siapa yang menciptakan dan menatanya di langit, Namun semua itu belum terjawabkan. Pemikiran seperti ini sebenarnya sudah lama bersarang dalam hati.

5. Ibrahim Mencari Tuhan
Setelah mengetahui keadaan di luar goa yang menakjubkan, maka Ibrahim tidak bisa diam begitu saja. Di dalam benaknya tersimpan sejuta perlanyaan. Siapa yang menciptakan keindahan alam ini, pikirnya. Namun semua pertanyaan itu tiada satupun yang terjawab. Suatu hari ia menelusuri kehidupan di muka bumi dan berusaha mencari penciptanya.

Nabi Ibrahim sudah memastikan bahwa semua itu ada penciptanya. Maka ketika malam tiba dan ia melihat bintang bersinar terang segera beranggapan bahwa bintang itu tuhan. Namun Ibrahim sangat kecewa sebab ketika pagi menjelang bintang-bintang itu tidak ada lagi. la segera menarik inisiatif bahwa tuhan itu abadi, sehingga bintang yang disangka tuhan itu bukanlah Tuhannya.

Ketika pagi tampak cerah, maka muncullah matahari yang bulat dan bersinar terang sehingga manusia bekerja tanpa bantuan lentera, ia menganggapnya Tuhan. Namun ketika sore menjelang matahari semakin lama semakin hilang dan lenyap di sebelah barat. Hal ini sangat mengecewakan hatinya. la pun memastikan bahwa matahari bukanlah Tuhan. Sebab matahari tidak abadi, padahal Tuhan itu abadi.

Ketika malam menjelang dan diufuk timur menyembul bulan yang terang benderang mengalahkan sinar bintang. Ibrahim pun menduga bahwa bahwa rembulan itu adalah Tuhan yang dicarinya. la berprasangka demikian karena rembulan tidak setiap malam mengeluarkan sinarnya. Dari sinarnya manusia tidak kegelapan. Namun betapa kecewanya ketika mengetahui bahwa bulan itu makin hilang hingga akhirnya lenyap di sebelah barat. Ibrahim pun tidak yakin bahwa rembulan itu adalah Tuhan.

Allah memberi petunjuk kepada Ibrahim bahwa semua yang disangka Tuhan itu sebenarnya ciptaan-Nya saja. Namun Tuhan yang dicarinya adalah Tuhan Allah, tidak bisa mati. Mengapa demikian ? Sebab jika Tuhan itu mati tentu kehidupan ini juga tidak lama. Namun bintang-bintang yang telah lenyap itu esok malamnya muncul kembali. Jadi Tuhan yang dicarinya itu tidak pernah mati. 

Ibrahim juga berpikiran bahwa pencipta langit, bumi dan isinya ini hanya satu. Sebab-jika dua, maka akan hancurlah kehidupan ini dengan segera. Sebab jika Tuhan itu dua dan satunya tidak sama pendapatnya dengan yang lain niscaya bumi ini sudah lama hancur. 

Boleh dikatakan setiap hari nabi Ibrahim selalu mencari Tuhan. Meskipun demikian ia tidak mau menyembah berhala seperti yang dilakukan ayahnya dan semua masyarakat. la mencari Tuhan dengan menggunakan akal pikiran yang jernih. 

Suatu malam yang lain nabi Ibrahim berkata pada Tuhan meskipun ia belum mengetahui Tuhannya :
" Ya Tuhan yang menjadikan langit dan bumi serta isinya, kini aku menghadapkan diriku kepada-Mu, meski aku belum tahu wujud-Mu. Sebab aku telah lelah mencari Engkau : kata nabi Ibrahim seraya bersujud. Hal ini juga telah diterangkan dalam Al Quran surat Al An-am ayat 79 : 

Surat Al An-am ayat 79

Artinya:
" Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan". (Al An'am : 79)
 
Setelah nabi Ibrahim bersujud kemudian minta bukti pada Allah bagaimana caranya menghidupkan orang sudah mati. Hal ini dilakukan pada keesokan harinya. 

" Ya Tuhanku, aku percaya dan yakin bahwa Engkau yang mampu menghidupkan orang yang telah mati. Bagaimana caranya dan tunjukkan padaku bukti-bukti itu. "kata Ibrahim dalam doanya. 

Hal ini ditanyakan pada Tuhan dan meminta buktinya sebab ia yakin bahwa sesudah kehidupan duniawi pasti ada kehidupan lainnya. Allah Maha Mendengar dan Mengetahui. Sehingga pertanyaan permintaan nabi Ibrahim itupun didengar-Nya. Allah berfirman pada Ibrahim, yang berarti: 

" Belum yakinkah kamu, hai Ibrahim !".
Ketika nabi Ibrahim mendapat firman seperti itu, ia lalu bersujud dan berkata : "Aku telah meyakininya, tapi agar hatiku tetap mantap dan lebih yakin, maka aku meminta kepada-Mu bukti itu, "kata nabi Ibrahim sambil bersujud. la yakin bahwa Allah akan menunjukkan buktinya bahwa la yang menghidupkan dan mematikan semua makhluk di bumi ini. Kemudian Allah berfirman: 
 
Wahai Ibrahim, kalau demikian keinginanmu, maka ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya. Kemudian taruh di bukit dengan satu cincangan burung yang telah berbaur. Setelah itu panggillah, niscaya mereka akan datang !" Kemudian Ibrahim mencari empat ekor burung. Setelah di dapat, maka semuanya dibunuh dan dicincang dagingnya. Dan daging-daging itu dicampur baurkan. ia mengingat warna bulu burung-burung yang berlainan. Kemudian ia meletakkannya di empat bukit. 

Setelah semua perintah Allah dilaksanakan maka iapun memanggilnya. Maka burung-burung itupun terbang mendatangi nabi Ibrahim. Sepertinya burung-burung itu tidak pernah ditangkap bahkan dicincang. Begitulah kekuasaan Allah. Bagi Allah menghidupkan burung itu tidaklah repot. Apa susahnya, sebab semua yang dikehendaki pasti terjadi. 

Burung-burung itu adalah perumpamaan manusia yang dihidupkan sesudah mati. Allah tidak merasa kesulitan untuk menghidupkan manusia kembali. 

Setelah mengetahui kejadian yang ajaib itu, maka Ibrahim menjatuhkan diri seraya mengucapkan dan mensucikan Allah. Keyakinannya pada Allah semakin mendalam setelah melihat kejadian itu. Sehingga hatinya telah dimasuki iman oleh Allah dan tidak mungkin dapat dipengaruhi walaupun disogok dengan apapun juga. Dari kejadian itulah, kelak sebagai bahan perdebatan dengan rajanya yang kejam, yang mengakui dirinya tuhan 

6. Ibrahim Kembali pada Kaumnya
Setelah mengetahui alam sekitarnya dan mengetahui Tuhannya, maka nabi Ibrahim tidak betah lagi tinggal di goa. Hal ini dikatakan pada ibunya. la juga ingin mengetahui sanak kerabatnya. Sebab sejak kecil hingga dewasa ia tidak pernah diajak ibu atau ayahnya pergi ke kampung halaman. 

Mendengar permintaan anaknya, ibu Ibrahim masih takut dan khawatir akan terjadi pembunuhan. Untuk itu ia tidak mengizinkan-nya. Namun keinginan yang ada di benak Ibrahim tidak dapat dibendung lagi, sehingga ia pergi meninggalkan goa, diam-diam mengikuti ibunya. 

Ibu Ibrahim tidak mengira kalau anaknya mengikuti dari jarak jauh. Ketika tiba di rumah dan tidak lama kemudian Ibrahim muncul juga. Dengan serta merta ayah dan ibunya menyuruh masuk kemudian menutup kembali pintu rumah. 

Pertemuan yang mengharukan itu tidak sampai terdengar tetangga. Ibrahim menciumi kening ayahnya, begitu pula sebaliknya. Mereka saling berbagi rasa. Meskipun demikian kedua orang tua Ibrahim masih was-was dengan kekejaman raja Namrudz. 

Kepulangan nabi Ibrahim yang sembunyi-sembunyi itu bersamaan dengan meredanya pembunuhan bayi. Sehingga ia terhindar dari pembunuhan itu sebab sewaktu pulang ke kampungnya sudah dewasa. Pembunuhan bayi laki-laki yang diperintahkan raja masih tetap berjalan meskipun tidak seperti dulu.
Melihai kejadian seperti ini, nabi Ibrahim hanya mengurut dada dan meminta pada Allah agar ditunjukkan jalan kebenaran bagi orang-orang yang berlaku kejam. 

Di perkampungan itu nabi Ibrahim melihat tingkah laku masyarakat yang aneh. Apa yang dilihat nabi Ibrahim sangat tidak masuk akal sama sekali. Orang-orang tidak menyembah kepada Allah melainkan menyembah berhala yang dibuat ayahnya. Hal ini membuat penasaran bagi nabi Ibrahim, karena sebelumnya tak pernah dijumpai hai seperti itu 


…….Untuk melanjutkan membaca silahkan kunjungi “ Kisah Nabi Ibrahim AS bag. Ketiga

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Kisah Nabi Ibrahim AS bag. Kedua