Kisah Nabi Adam AS bag. Ketiga

Kisah, cerita, dan Sejarah Nabi Adam AS - Di saat mereka asyik menutupi auratnya, mereka dapat teguran dari Allah. Teguran ini dapat dikutip pada surat Al A'rof ayat 22 :

Surat Al A'rof ayat 22

Artinya: "........ Kemudian Allah menyeru pada mereka : Bukankah Aku telah melarangmu berdua dari pohon kayu itu, dan Aku katakan kepadamu sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua".
 
Setelah mendapat teguran dari Allah, maka keduanya bersimpuh dan menangis untuk menyatakan rasa sesalnya kehadapan Allah. Penyesalan ini dapat dilihat pada Al Qur'an surat Al A'rof ayat 23 yang berbunyi:

Surat Al A'rof ayat 23

Artinya:
" Keduanya berkata : Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi Rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi". (Al A'rot: 23)
 
Allah mempunyai sifat pengasih dan penyayang. Setelah keduanya menyesali perbuatannya maka Allah pun mengampuni mereka. Meskipun demikian keduanya tetap mendapat pesan dari-Nya. Pesan ini berupa teguran dan kemurkaan-Nya. Mengenai pesan ini dapat dikutip pada Al Qur'an surat Al A'rof ayat 24 yang berbunyi:

Surat Al A'rof ayat 24

Artinya : "Allah berfirman: Turunlah kalian, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan".
 
Setelah Allah berkata demikian berarti Adam dan Hawa tidak menghuni syurga lagi, melainkan pindah di muka bumi. Dengan demikian Adam dan Hawa keluar dari dalam syurga yang serba nikmat dan serba ada.

7. Keadaan Adam dan Hawa Setelah Diturunkan ke Bumi
Setelah keduanya dikeluarkan dari syurga, mereka lalu mencari penghidupan yang sengsara jika dibandingkan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh kesalahan mereka sendiri karena termakan bujukan iblis.

Jika di syurga segala yang dikehendaki sudah tersedia, maka di bumi tidak lagi. Untuk memenuhi kebutuhannya mereka harus mencarinya. Dengan jalan itu barulah keinginannya terpenuhi. Jika ia ingin buah-buahan maka mereka memetiknya terlebih dahulu.

Meskipun demikian mereka tidak henti-hentinya bertaubat minta pengampunan pada Allah. Di samping bertaubat mereka juga berusaha bercocok tanam, mengembangkan peternakan dan mulai mengatur lingkungannya.

Setelah berapa lama mereka hidup berdua, akhirnya Tuhan mengaruniai anak. Anak yang dilahirkan ibu Hawa selalu kembar. Begitu pula pada kelahiran pertama. Seorang laki-laki dan yang lainnya perempuan. Anak laki-laki diberi nama Qobil dan yang perempuan iklima. Iklima mempunyai paras yang cantik, begitu pula paras Qobil yang tampan.

Tidak berapa lama kemudian ibu Hawa melahirkan kembar lagi. Kali ini juga laki-laki dan perempuan. Yang laki-laki diberi nama Habil dan yang perempuan diberi nama Labuda. Jika dibandingkan dengan saudara tuanya, kedua anak itu memiliki paras yang tidak cantik dan tidak tampan.

8. Kisah Pembunuhan Pertama di Muka Bumi
Adam sebagai orang tua dari keempat anaknya mengajari bercocok tanam dan beternak. Dengan demikian mereka dapat mencart nafkah sendiri setelah usianya menginjak dewasa.

Qobil yang dilahirkan pertama mempunyai sifat dan perangai buruk sedangkan Habil malah sebaliknya. Qobil selalu iri jika melihat Habil berhasil dalam segi pertanian dan peternakan. Sifat ini adalah jalan masuk bagi iblis.

Ketika dua saudara itu beranjak dewasa, maka Adam berniat mengawinkan mereka. Perkawinan itu tidak dapat ditentukan oleh Adam. Untuk itu beliau meminta petunjuk Allah.

Menurut peraturan Allah Qobil dikawinkan dengan Labuda, sedangkan Habil dengan Iklima. Artinya Qobil dikawinkan dengan saudara kembar Habil. Demikian pula sebaliknya. Setelah mendapat petunjuk dari Allah, maka Adam pun mengatakannya kepada anak-anaknya.

Mendengar keterangan ayahnya, Qobil tidak mau menerima kenyataan. Sebab calon istrinya yaitu Labuda mempunyai paras jelek. Maksudnya ia harus dikawinkan dengan Iklima saudara kembarnya. Mengapa demikian ? Karena Iklima memiliki paras yang cantik.

Qobil yang memiliki perangai jahat tetap bersikap keras tidak mau menerima peraturan Allah yang diturunkan kepada ayahnya. Sehingga timbullah percekcokan dengan Habil.

"Hai Qobil, peraturan ini bukanlah ayah yang membuat, namun Allah yang membuatnya, "kata Adam dengan lemah lembut. Meskipun demikian Qobil tidak mau mendengarkan karena di dasar hatinya telah ada bisikan iblis.

"Meskipun demikian saya tidak mau kawin dengan Labuda yang jelek itu, ayah, "jawab Qobil sambil bersungut-sungut.

Karena Qobil tetap bersikeras pada pendiriannya, maka Adam pun meminta petunjuk Allah guna mengatasi masalah itu. Kemudian Allah berfirman agar kedua saudara yang berebut Iklima mempersembahkan qurban. Tujuan mengadakan qurban ialah untuk menentukan siapa yang akan dikawinkan dengan Iklima.

Setelah mendapat petunjuk dari Allah, Adam pun berkata kepada anaknya.

"Qobil dan Habil, karena kalian masih memperebutkan Iklima maka Allah meminta qurban dari kalian, "kata Nabi Adam kepada anaknya.

"Di mana kami menaruh qurban itu, ayah, "tanya Qobil. "Allah telah menentukan dipuncak gunung, "jawab Adam.

"Bagaimana tandanya bahwa qurban yang diterima itu, "tanya Qobil dan Habil.

"Qurban yang diterima oleh Allah ialah habisnya barang persembahan."

"Barang apa saja yang bisa dijadikan qurban ?, "tanya kedua anak itu.

"Barang yang bisa dijadikan qurban ialah hewan ternak dan hasil pertanianmu, "jawab Adam tegas.

"Hendaknya barang yang dipersembahkan untuk qurban jika hasil peternakan yang gemuk dan dari pertanian yang masih baik," tambah nabi Adam.

Karena Qobil mempunyai perilaku yang buruk, maka ia tidak mau menuruti perintah ayahnya. Untuk itu dipilihnya hewan ternak yang kurus dan buah-buahan yang sudah rusak, karena ia mempunyai pikiran bahwa untuk mendapatkan hewan gemuk dan buah yang baik harus mengeluarkan tenaga. Mengapa untuk persembahan qurban harus yang gemuk dan baik.

Jika Qobil mempunyai perilaku buruk, maka lain lagi dengan Habil. la mempersembahkan hewan gemuk dan buah yang baik. Hal ini disebabkan oleh pikirannya yang bersih. la yakin bahwa hewan ternaknya menjadi banyak dan buahnya bertambah lebat karena Allah. Sehingga ia mengorbankan miliknya dengan rela. Tibalah hari yang dinantikan kedua anak Adam. Keesokan harinya mereka naik ke puncak gunung yang telah ditunjuk nabi Adam dengan membawa barang qurban. Setelah mereka menaruh di tempat yang paling tinggi dan batas tertentu barulah pulang.

Malam hari kedua anak itu tidak bisa tidur. Qobil memikirkan dan berharap agar qurbannya diterima. Sedangkan Habil berdoa dengan tulus.

"Ya Allah Maha mengetahui. Aku bersujud dan meminta pada-Mu agar kiranya qurbanku Kau terima. Hanya Engkau tempat aku meminta," Doa Habil di tengah malam. la berdoa dengan segenap jiwa raganya. Tanpa dirasakan jatuhlah air matanya.

Setelah matahari terbit bergegas mereka menuju ke puncak gunung untuk melihat qurban mereka. Allah Maha Mengetahui dan Maha Mendengar. Ternyata qurban Habil diterima oleh Allah karena barang-barang persembahannya tidak ada lagi ditempatnya.

Melihat qurban persembahannya sudah tidak ada, tiada henti-hentinya Habil mengucapkan syukur kehadirat Allah.

" Ya Allah kiranya Engkau telah mendengarkan permintaanku, sehingga qurbanku telah Kau terima. Alhamdulillah ya Allah.Hanya Engkau yang mengetahui isi hati kami, "ucap Habil sambil bersujud.

Lain lagi dengan Qobil. Begitu ia melihat barang qurbannya masih ada dan tidak berkurang sedikitpun, ia jadi marah. Sambil menendang barang qurbannya. la memaki-maki Habil. Katanya ini tidak adil. la berprasangka bahwa Habil selalu didoakan ayahnya.

" Hai Habil. Aku tahu bahwa kamu selalu didoakan ayah, sehingga barang qurbanmu diterima Allah, "ucap Qobil dengan berang. Meskipun Habil dituding demikian, ia tetap tenang menjawabnya.

" Tidak begitu kakak.sebenarnya kita semua didoakan ayah, semua ini hanya Allah yang mengetahui. Saya menyerahkan barang qurbanku dengan rela, "jawab. Habil tenang.

Mendengar jawaban Habil dengan tenang menyebabkan Qobil terkejut dan semakin naik pitam. la mengira Habil mengejeknya. Hal ini mengakibatkan percekcokan antara keduanya. Di saat itulah iblis datang dan berpihak kepada Qobil.

Di dasar hati Qobil sudah ada bisikan dari iblis. Bisikan itu bersifat jahat. Iblis yang telah bersarang di dadanya membakar kemauan Qobil.

" Kamu tidak perlu bertengkar, jika perlu bunuh saja Habil agar kamu bisa kawin dengan Iklima, "bujuk iblis dari dasar hati yang paling dalam. Meskipun demikian ia masih berpikiran waras. Sehingga terjadi pertentangan batin antara membunuh dan tidak melakukannya.

" Tidak, aku tidak akan membunuh Habil karena ia masih saudaraku, "jawab nalurinya.

" Kau sangat bodoh Qobil, di sini tidak ada yang melihat perlakuanmu terhadap Habil. Untuk itu bunuhlah ia !, "kata iblis yang menjawab nalurinya. Karena iblis selalu menggoda dan memberi dorongan seperti itu, iapun tidak tahan.

Ketika hatinya mulai goyah, maka iblis pun semakin melancarkan bujuk rayu kepada Qobil untuk membunuhnya serta merta ia memukul Habil yang ada di hadapannya.

Habil yang tahu maksud kakaknya tidak mengelak ketika Qobil memukulnya. Semua itu ia serahkan kepada keadilan Allah dan ia terima. Sehingga kematiannya tidak dapat dielakkan. Dengan demikian Qobil merupakan orang pertama yang melakukan pembunuhan di muka bumi ini.

Setelah membunuh adiknya, Qobil merasa berdosa, menyesal dan takut terhadap ayahnya. Pembunuhan ini diterangkan dalam Al Qur'an surat Al Maidah ayat 30 :

Al Maidah ayat 30

Artinya : " Maka hawa nafsu Qobil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnya lah, maka jadilah la seorang diantara orang-orang merugi".(Al Maidah : 30)
 
Karena hatinya merasa dikejar dosa yang bersatu dengan penyesalan, ia pun kebingungan. Mayat adiknya dipanggul kesana kemari. la tidak tahu hendak diapakan mayat adiknya itu. Di saat ia kebingungan, iblis datang mentertawakan. " Kini sudah dua manusia yang telah termakan bujukan. Dan engkau Qobil merupakan salah satu temanku di neraka kelak," ejek iblis dengan sukaria.

"Kemana harus kubawa mayat adikku,"gumam Qobil sambil bersandar di bawah pohon rindang. Di saat demikian rasa sesalnya timbul kembali.

Allah Maha Pengasih. Meskipun Qobil telah melakukan pembunuhan ia diberi jalan oleh Allah. Allah menyuruh dan mengirim dua ekor burung gagak. Keduanya berkelahi sehingga salah satunya mati. Melihat hal ini Qobil teringat kelakuannya terhadap adiknya Habil.

Setelah salah satu gagak mati, maka gagak yang hidup menggali tanah dan menguburkannya. Kelakuan gagak yang masih hidup itu tidak terlepas dari pengamatan Qobil. Dengan serta merta ia meniru gagak tadi. la menggali tanah dan menguburkan adiknya. Gagak yang memberi contoh pada Qobil untuk menguburkan saudaranya sudah dijelaskan dalam Al Qur'an surat Al Maidah ayat 31 yang berbunyi:

Al Maidah ayat 31

Artinya:
" Kemudian Allah menyuruh seekor gagak menggail-gali dengan paruhnya dan kakinya untuk memperlihatkan kepadanya (Qobil) bagaimana seharusnya mengubur saudaranya. Berkata Qobil: "Aduhai celaka aku mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lain aku dapat menguburkannya mayat saudaraku ini ?". Karena itu jadilah dia orang-orang yang menyesal". (Al Maidah : 31)
 
Setelah menguburkan adiknya, Qobil tidak pulang ke rumah. Hal ini menyebabkan Adam dan Hawa merasa khawatir. Meskipun demikian mereka tetap menyerahkan semuanya kepada Allah. Adam pun sebenarnya sudah mengetahui kejadian yang menimpa Habil, karena ia diberi petunjuk dari Allah.

Sernua kejadian yang menimpa kedua anaknya adalah hasil tipu daya iblis. Karena ia tidak senang jika melihat anak cucu Adam mempunyai perilaku yang baik, taqwa pada Allah. Hal ini disebabkan oleh janjinya kepada Allah yang selalu membujuk anak cucuk Adam untuk diseretnya ke dalam perilaku buruk.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Kisah Nabi Adam AS bag. Ketiga